Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Tetaplah Berbuat Baik

Gambar: unsplash.com K ata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" (Yoh 10:32) Renungan: Teman-teman yang terkasih, Pekerjaan atau perbuatan baik terkadang berujung pada reward yang akan diberikan. Entah itu reward berupa penghargaan atau mungkin berujung pada respon kurang baik. Itu semua adalah dampak yang memang harus kita terima jika telah melakukan perbuatan baik. Yesus telah berkarya dan melakukan mukjizat di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Namun, pengajaran-Nya menjadi suatu permasalahan. Mereka menolak paham bahwa Yesus menyamakan diri dengan Allah. Mereka lupa bahwa Yesus telah melakukan perbuatan baik dan mukjizat kepada banyak orang. Perbuatan itu merupakan gambaran utuh ajaran yang mereka pelajari melalui hukum Taurat. Itu adalah gambaran Allah yang seutuhnya. Teman-teman. Dari respon Yesus menghadapi orang-orang Yahudi, ahli taurat

Siapakah kita Berani Menghakimi?

D an ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8:7) Renungan : Teman-teman yang terkasih, begitu mudah seseorang membenarkan hukuman yang disimpulkannya. Belum lagi hal itu ditambahkan dengan paham-paham yang sudah-sudah. Maka, bentuk hukuman pun semakin besar. Di dalam Bait Allah Yesus dihadapkan dengan perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah. Menurut hukum pada masyarakat Yahudi, bila ada seorang perempuan tertangkap berbuat zinah, maka perempuan itu harus dihukum rejam sampai mati. Namun, itu bukan inti sesungguhnya. Perempuan berbuat zinah ini ternyata adalah alat yang diberikan untuk mencobai Yesus. Itu dilakukan oleh ahli taurat dan orang Farisi. Niat itu pun harus diurungkan oleh karena pertanyaan Yesus, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada

Menumbuhkembangkan Sikap Seorang Hamba

Gambar : unsplash.com K ata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:38) Renungan: Seorang hamba posisinya tentu lebih rendah daripada orang yang mempekerjakannya. Untuk menjalankan tugasnya dibutuhkan semangat dan kesadaran akan kerendahan hati. Di samping itu, seorang hamba dibutuhkan juga semangat kepatuhan yang total. Itulah sikap-sikap yang dibutuhkan oleh seorang hamba. Sikap demikianlah yang ditunjukkan oleh Maria di dalam pertemuannya dengan malaikat Gabriel. Sebagai seorang perempuan tanpa suami, Maria dapat menolak berita yang disampaikan oleh Gabriel. Namun, Maria berserah diri dengan penuh kepatuhan. Maria melakukan itu berdasarkan imannya kepada Allah. Maria patuh dan menerimanya. Untuk menjadi seorang hamba yang setia tentu diperlukan mental yang kuat. Apalagi di jaman sekarang yang dipenuhi dengan begitu banyak tantangan. Maka, sikap kehambaan tenntu akan kembali diuji.