Langsung ke konten utama

AKAL DAN BUDI SEBAGAI TANDA CINTA KASIH ALLAH YANG TERBESAR

Gambar: kolomkita.detik.com
Oleh: Philipus Vembrey Hariadi

"Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam..." ( Kej 1:31)

Renungan:
Ketika seorang seorang anak akan dilahirkan, apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya? Jawabannya ialah ada begitu banyak hal yang direncanakan. Mulai dari di manakah si anak akan dilahirkan, rumah sakit yang bagus atau rumah sakit yang murah. Orang tua pasti sudah memikirkan itu. Belum lagi memikirkan mengenai nama yang akan diberikan pada anak tersebut.  Ditambah lagi dengan mempersiapkan tempat untuk si anak membaringkan tubuhnya. Lingkungan pun mulai dipikirkan, lingkungan seperti apa yang dapat membantu anak saya menjadi pribadi yang baik? Hal-hal terbaik sudah terlintas dan dipikirkan secara masak-masak oleh kedua orang tua.

Sama halnya seperti yang telah Allah lakukan kepada manusia. Dengan cinta kasih yang tulus, Allah menciptakan gelap dan terang. Di mana di dalam gelap manusia dapat berkuasa atasnya. Allah menciptakan terang dengan maksud agar manusia pun dapat menguasainya. Allah juga menciptakan makhluk hidup yang disiapkan untuk diolah oleh manusia. Itu semua tidak terlepas dari peran dari anugerah terbesar di dalam diri seorang manusia, yakni akal dan budi. Dengan akal dan budi, manusia dapat berpikir yang baik dan tidak untuk dirinya. Dengan akal dan budi pula, manusia dapat membangun dirinya sendiri dari segala macam hal yang menghantam dirinya.

Tetapi manusia ternyata merupakan makhluk yang lemah. Di dalam peziarahan hidupnya, manusia terkadang melupakan tanda cinta kasih Allah yang besar. Manusia justru mengikuti nafsu dan keinginan untuk memonopoli dunia. Manusia pun melupakan apa yang sudah Allah berikan di dalam dirinya, yakni akal dan budi.

Oleh sebab itu, marilah kita kembali menyadari peran serta dari akal dan budi dalam hidup kita. Mungkin akal dan budi yang sudah Allah berikan selama ini sering kita lupakan. Mungkin juga di dalam akal dan budi itu sudah terisi hal-hal yang kurang berkenan dalam hubungan kita bersama sesama dan Allah. Mungkin juga akal dan budi kita justru tidak kita pergunakan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Atau mungkin dengan akal dan budi yang kita miliki, kita melupakan bahwa itu merupakan cinta kasih Allah yang terbesar yang membuat diri kita dapat bertahan hidup hingga saat ini. Semoga dengan menyadari bahwa akal dan budi yang ada di dalam diri merupakan tanda cinta terbesar Allah, kita diajak semakin menyadari bahwa dengan itulah Kerajaan Allah harus diwartakan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Belajar Kerjasama dari Harun dan Hur

"Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang." (Kel 17:10-13). Renungan: Kata kerjasama nampaknya bukanlah kata asing yang jarang sekali kita dengar. Kata tersebut sering kita dengar atau pergunakan dalam rutinitas sehari-hari. Namun, pertanyaannya ialah apakah kita sudah memahami dengan baik makna dari kerjasama itu sendiri? Harun dan Hur melalui bacaan hendak memberikan makna baru di dala...

Doa untuk Pekerja (Bahasa Inggris)

O St. Joseph,Patron of the Church! You, who side by side with the Word made flesh, worked each day to earn your bread, drawing from Him the strength to live and to toil; you who experienced the anxiety for the morrow, the bitterness of poverty, the uncertainty of work: you who today give the shining example, humble in the eyes of men but most exalted in the sight of God: protect workers in their hard daily lives, defending them from discouragement, from negative revolt, and from pleasure-loving temptations; and keep peace in the world, that peace which alone can ensure the development of peoples Amen. Didoakan oleh Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum di Aula Paus Paulus VI, Vatikan 12 Januari 2022 Paus Paulus VI Dikutip dari : https://www.catholicnewsagency.com/