Gambar: https://www.bernas.id |
Renungan:
Teman-teman terkasih, terkadang di dalam suatu mata pelajaran kita menemukan ada seorang teman yang merasa kesulitan. Ia mengeluh merasa kesulitan untuk pokok pembahasan tertentu. Karena rasa iba dan karena kita mampu, maka kita berinisiatif untuk mengajarinya pokok pembahasan yang dirasanya sulit tersebut. Sejam-dua jam akhirnya lama-kelamaan ia semakin mengerti hingga akhirnya mampu menguasai. Tetapi ketika berganti pembahasan, ia pun mengalami kesulitan yang sama. Lalu, kita harus bagaimana?
Hari ini Tuhan Yesus berada di rumah Simon. Ia berkunjung ke rumah Simon dan menyembuhkan ibunda Simon yang sedang sakit. Karena Tuhan Yesus berhasil menyembuhkan ibunda Simon, maka ada orang-orang yang meminta disembuhkan. Tidak hanya itu, ada juga orang yang kerasukan dan bisa disembuhkan. Karena kemampuan itu, Tuhan Yesus menjadi terkenal. Orang yang meminta untuk disembuhkan semakin banyak. Tetapi Tuhan Yesus berkata, "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Mengapa demikian? Seharusnya Tuhan Yesus mau membantu penduduk di sana dan mampu mempertahankan popularitasnya. Tetapi kenapa Tuhan Yesus memilih pergi?
Di dalam membantu sesama ada begitu banyak motifnya. Pertama, ada yang benar-benar tulus membantu. Kedua, ada juga yang hanya menginginkan sesuatu dari orang yang dibantunya. Atau yang terakhir ialah memperoleh popularitas. Tuhan Yesus lebih memilih untuk tetap mewartakan Kerajaan Allah di tempat atau kota lain. mengapa? Karena itu sudah menjadi tugas bagi Tuhan Yesus sendiri. Bagaimana dengan kita? ketika ada orang yang kesulitan, apakah kita melakukannya dengan tulus atau justru mengharapkan imbalan?
Komentar
Posting Komentar