"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." (Kel 15:26)
Seringkali di dalam kehidupan kita mengalami kesulitan dan kegembiraan. Ketika kita mengalami kesulitan, seringkali emosi masuk di dalamnya. Sehingga mengubah kita menjadi pribadi pemarah dan suka mengeluh. Sedangkan ketika kita mengalami kegembiraan, emosi juga masuk di dalamnya. Sehingga terkadang kita tidak tersadarkan diri. Di sana kita melonjak dan menari.
Seperti apa yang dialami oleh bangsa Israel. Ketika mereka berada dalam situasi yang sulit, ketakutan merajai mereka. Tidak henti-hentinya mereka berdoa dan meminta perlindungan dari Allah. Ketika Allah telah memberikan kemudahan, mereka melonjak kegirangan, bernyanyi dan mengucapkan syukur. Kondisi seperti itu cepat berbalik ketika mereka kembali dihadapkan pada kesulitan. Mereka tidak mendapatkan air dan mereka kehausan. Di sini mereka menjadi penggerutu dan tidak menyukai keadaan tersebut.
Kutipan ayat Kel 15:26 tersebut mengajak kita untuk melihat kembali bagaimana kebaikan Allah. Kalau kita melihat kembali dalam kisah penyelamatan di laut Teberau, di sana kita melihat karya Allah yang sangat agung. Di sana Allah menyelamatkan bangsa Israel dari masa lalunya yang kelam, yakni menjadi budak. Namun kita sama seperti bangsa Israel, justru mengeluh dan lupa bahwa Allah tidak tidur dalam kehidupan kita. Di dalam ayat tersebut yang diinginkan Allah ialah penyerahan diri sepenuhnya dalam seluruh kehendak Allah karena Allah tetap berkarya di dalam hidup ini.
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga
Komentar
Posting Komentar