Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" (Kel 17:3)
Di dalam kehidupan ini kita sering mengalami bahwa perpindahan atau perubahan situasi dan kondisi hidup membuat menjadi tidak nyaman. Hal itu membawa diri kita ke dalam penolakan kuat terhadap situasi dan kondisi yang ada. Tidak jarang kita pun menanggapinya dengan emosi hingga menyakiti orang-orang yang ada di sekitar kita.
Kondisi tersebut juga dialami oleh bangsa Israel yang tengah melakukan perjalanan keluar dari Mesir. Mereka menganggap bahwa tempat dan kondisi sebelumnya adalah tempay dan kondisi yang lebih baik dari yang dialami saat ini. Sehingga di tengah kondisi yang seperti itu mereka meluapkan kemarahan kepada Musa dengan menggugat kehadiran Allah di tengah kondisi yang sulit itu. Namun, Allah sekali lagi membuktikan kehadiran-Nya melalui mukjizat. Allah memberikan air yang mereka minta melalui perantaraan Musa.
Allah terkadang ingin melihat seberapa sabar dan kesetiaan kita di dalam kondisi yang sesulit apa pun. Tetapi Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam kondisi tersebut. Allah pasti memberikan apa yang kita inginkan tetapi Allah punya cara-Nya tersendiri untuk mewujudkan keinginan tersebut. Namun, kembali lagi apakah kita mau bersabar dan menemukan kehendak Allah dalam setiap kejadian dalam kehidupan kita?
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga
Komentar
Posting Komentar