Gambar: blog.tokopedia.com |
Ada kisah menarik yang saya kutip dari situs tribunnewsbogor.com tanggal 6 September 2016. Tokoh utama dari cerita tersebut ialah Elisabeth Davis. Siapa itu Elisabeth Davis? Mari kita baca mengenai Elisabeth Davis yang saya maksudkan itu. Jika banyak lansia yang ingin menikmati masa tuanya, hal itu tidak terjadi pada perempuan ini. Rambutnya sudah memutih dan umurnya tidak muda lagi. Di umurnya yang menyentuh angka 99, ia masih menjadi seorang pegawai suatu perguruan tinggi. Dilansir dari ABC News, Elisabeth Davis baru saja merayakan 80 tahun masa kerjanya. Pekerjaannya juga bukan pekerjaan asal-asalan. Ia berprofesi sebagai sekretaris pada sebuah sekolah di Culver Academies, di Culver, Indiana, Amerika Serikat. Pekerjaannya ini adalah pekerjaan pertamanya setelah ia lulus dari sekolah, saat ia berumur 19 tahun. Ia mengaku harus bekerja karena tidak punya cukup uang untuk kuliah. Apalagi, seorang saudaranya sendiri yang meminta bantuannya agar membantu mereka di kampus ini. Kehadirannya di sekolah ini pun disenangi oleh para dosen dan mahasiswa. Bekerja di tempat ini juga membantunya saat ia melewati masa-masa berkabung setelah kehilangan suaminya. Suaminya meninggal di tahun 2004, dan di rumah ia sendirian, karenanya ia lebih suka bekerja untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Karena masa kerjanya yang begitu lama, ia menjadi saksi sejarah bangsa Amerika. Bayangkan saja, ia telah bekerja dari masa Presiden Franklin D Roosevelt hingga Barrack Obama. Dan di masa tuanya, ingatannya pun masih sangat bagus. Ia bisa menceritakan apapun yang terjadi dari tahun 1936 saat ia mulai bekerja. Kini Elisabeth bertanggung jawab dengan semua data pribadi setiap anggota fakultas, yang ia kerjakan bukan dengan komputer. Ia masih mengerjakan semuanya dengan tangannya sendiri, dan dengan mesin ketik. Pihak kampus pun tetap senang jika ia masih menggunakan cara manual. Pasalnya, tulisan tangan Davis sangat bagus dan catatan-catatan tersebut akan jadi bukti otentik selain disimpan dalam komputer. Dan uniknya, sampai sejauh ini ia tidak pernah terpikirkan untuk pensiun. "Kampus ini telah begitu baik untukku dan karenanya aku harus memberikan yang terbaik yang aku bisa," ujarnya mantap.
Di dalam kutipan ayat dari Kitab Keluaran, Allah digambarkan memberikan janji kepada orang Israel akan mengirim seorang utusan untuk menjaga bangsa Israel. Sosok tersebut digambarkan di dalam Kel 23:20-33 dengan tegas bahwa orang itu adalah orang yang sangat kuat namun orang tersebut adalah juga orang yang setia kepada-Nya. Di samping memberikan janji kepada bangsa Israel, Allah juga berjanji akan memberikan menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang pertama di antara bangsa lainnya. Allah juga memberikan janji kepada bangsa Isral yakni akan memberkati makanan dan air. Allah pun juga menjanjikan bahwa Allah akan menjauhkan mereka dari penyakit, keguguran atau mandul, membuat Israel menjadi bangsa yang ditakuti dan menjanjikan akan memberikan batasan daerah dari Laut Teberau sampai Laut Filistin dan dari padang gurun sampai sungai Efrat. (Kel 23:31). Namun, yang paling utama dari janji-janji yang diberikan oleh Allah itu ada satu keinginan yang disampaikan oleh Allah. Allah menginginkan manusia untuk setiap kepada-Nya dan tetap menjaga kesetiaan itu dengan tetap berperilaku sesuai dengan kaidah yang terdapat dalam hukum taurat.
Belajar dari Elisabeth Davis mengenai kesetiaan. Jika di dalam kutipan kitab keluaran Allah menjanjikan begitu banyak hal kepada bangsa Israel, namun di dalam diri Elisabeth Davis, Allah memberikan hadiah indah yakni pengetahuan. Ini mengibaratkan bahwa di dalam kesetiaan yang kita perbuat di dalam setiap karya yang tengah ditekuni akan memberikan hadiah. Memang hadiah itu bukanlah hadiah mewah yang mahal namun hadiah yang diberikan oleh Allah adalah hadiah yang tumbuh di dalam diri kita sendiri. Hadiah itu pun bermanfaat positif bagi orang lain. Pertanyaannya ialah akankah kita setia kepada seluruh hal yang ada di dalam kehidupan ini?
Di dalam kutipan ayat dari Kitab Keluaran, Allah digambarkan memberikan janji kepada orang Israel akan mengirim seorang utusan untuk menjaga bangsa Israel. Sosok tersebut digambarkan di dalam Kel 23:20-33 dengan tegas bahwa orang itu adalah orang yang sangat kuat namun orang tersebut adalah juga orang yang setia kepada-Nya. Di samping memberikan janji kepada bangsa Israel, Allah juga berjanji akan memberikan menjadikan bangsa Israel menjadi bangsa yang pertama di antara bangsa lainnya. Allah juga memberikan janji kepada bangsa Isral yakni akan memberkati makanan dan air. Allah pun juga menjanjikan bahwa Allah akan menjauhkan mereka dari penyakit, keguguran atau mandul, membuat Israel menjadi bangsa yang ditakuti dan menjanjikan akan memberikan batasan daerah dari Laut Teberau sampai Laut Filistin dan dari padang gurun sampai sungai Efrat. (Kel 23:31). Namun, yang paling utama dari janji-janji yang diberikan oleh Allah itu ada satu keinginan yang disampaikan oleh Allah. Allah menginginkan manusia untuk setiap kepada-Nya dan tetap menjaga kesetiaan itu dengan tetap berperilaku sesuai dengan kaidah yang terdapat dalam hukum taurat.
Belajar dari Elisabeth Davis mengenai kesetiaan. Jika di dalam kutipan kitab keluaran Allah menjanjikan begitu banyak hal kepada bangsa Israel, namun di dalam diri Elisabeth Davis, Allah memberikan hadiah indah yakni pengetahuan. Ini mengibaratkan bahwa di dalam kesetiaan yang kita perbuat di dalam setiap karya yang tengah ditekuni akan memberikan hadiah. Memang hadiah itu bukanlah hadiah mewah yang mahal namun hadiah yang diberikan oleh Allah adalah hadiah yang tumbuh di dalam diri kita sendiri. Hadiah itu pun bermanfaat positif bagi orang lain. Pertanyaannya ialah akankah kita setia kepada seluruh hal yang ada di dalam kehidupan ini?
Komentar
Posting Komentar