Langsung ke konten utama

Allah menyentuh melalui Pengalaman Mencengangkan

Gambar:kuasadoa.com
Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."  (Luk 5:26)

Renungan:
Bapak, ibu, saudara dan saudari sekalian. Pernahkah kita bertemu dengan seorang pemuda yang mengalami metanoia yang sangat mengherankan? Seperti misalnya saat seorang yang suka mabuk-mabukan berubah menjadi seorang pastur. Ketika ditanya mengapa ia bisa melakukan itu? Ia menjawab, "kemauan diri sendiri serta dibantu oleh Tuhan."

Sering kali kita bertemu dengan pengalaman-pengalaman yang mengagumkan seperti itu. Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk bertemu dengan pengalaman seorang pemuda yang lumpuh. Dikarenakan begitu penuhnya orang, teman-teman yang membawanya mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, mereka coba melewati atap dengan membuka atap tersebut. Alhasil, pemuda lumpuh itu pun dapat bertemu dengan Tuhan Yesus.

Perbuatan itu membuat Tuhan Yesus merasa kagum. Itu bukanlah kekuatan biasa. Itu adalah kekuatan orang-orang yang sangat mencintai pemuda lumpuh itu. Melihat itu, maka Tuhan Yesus pun mau menyentuh dan menyembuhkan pemuda itu.

Namun, cukup disayangkan bahwa di tengah-tengah bekerjanya rahmat Tuhan dalam diri pemuda lumpuh ada pikiran jahat yang bekerja. Pikiran itu datang dari rasa iri ahli-ahli taurat yang ada di dalam kumpulan orang-orang. Namun, di sini yang mengherankan lagi terjadi. Tuhan Yesus mengetahui apa yang tengah dipikirkan oleh ahli-ahli Taurat itu sehingga Ia berani mengatakan, "Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?  (Luk 5:22-23)" Dosanya pun diampuni dan bisa berjalan kembali. Pemuda itu pun kembali sambil memuliakan Allah.

Allah seringkali bekerja dalam kehidupan kita secara mencengangkan. Tidak perlu jauh-jauh. Lihatlah bagaimana Allah membuatkita tercengang. Mulai dari kita kecil hingga bisa berada dan ada di usia sebesar ini. Ada begitu banyak pengalaman yang telah kita lewati. Ada begitu banyak juga masalah yang telah kita lewati. Itulah kita. Allah selalu bekerja dengan cara yang tidak terduga. Namun kita terkadang seperti ahli taurat yang karena rasa iti hati menghilangkan makna rahmat Allah yang bekerja di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.