Langsung ke konten utama

"Kenyamanan" bagi Pengikut Kristus

Gambar: unsplash.com

Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Mat. 8:18-22)

Renungan:
Teman-teman yang terkasih. Diminta untuk meninggalkan sesuatu atau pun seseorang rasanya tidak mengenakan. Ketika kita diminta untuk meninggalkan barang yang kita sayangi. Itu pun pasti sangat tidak mengenakan. Apalagi ketika kita diminta untuk meninggalkan orang yang kita sayangi. Contohnya saja orang tua kita. Kita pasti merasa tidak enak dan tidak ingin mengambil keputusan tersebut. Karena kita sangat menyayangi dan sudah merasa nyaman di dalamnya.

Yesus hari ini memberikan dua point pengajaran mengenai syarat untuk mengikuti-Nya. Ajaran pertama merupakan jawaban terhadap pertanyaan seorang ahli Taurat. Di sini Yesus menegaskan bahwa untuk mengikuti-Nya ialah tidak diketahui mengenai ke mana pun Ia pergi. Ia hanya mewartakan Kerajaan Allah. Kedua lebih mengarah pada pernyataan. Itu datang dari salah seorang murid-Nya. Yesus menjawab, “biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati.” Mengapa Yesus menyatakan hal seperti ini? Bukankah kita juga harus menyayangi orang tua? Yesus menginginkan bahwa di saat menjalankan tugas mewartakan Kerajaan Allah. Kita harus siap menghadapi situasi dan kondisi yang tidak mengenakan sekalipun.

Teman-teman yang terkasih. Menjadi murid Kristus bukanlah hal yang mudah. Kita harus sungguh-sungguh siap di mana pun kita ditempatkan. Di tempat yang tidak mengenakkan sekalipun, kita harus siap. Di tempat seburuk apa pun kita harus siap. Demikian juga, di saat menjalankan tugas sebagai pengikut Kristus. Kita sudah harus siap menerima situasi dan kondisi yang tidak mengenakkan sekalipun. Itu semua bisa kita capai jika mampu mengikuti teladan Yesus. Melalui teladan-Nya kita dimampukan untuk mewartakan Kerajaan Allah meski di tempat dan situasi yang tidak mengenakan sedikit pun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha