Langsung ke konten utama

Keutamaan Hidup

Keluaran 2:11  Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

Selama ini, pembiayaan bagi TKI lebih banyak berasal dari perbankan asing, salah satunya China Trust. Namun bunga dari pembiayaan tersebut relatif tinggi, sebesar 50% selama 9 bulan.

"Kita akan menjadi bank nasional yang membantu pembiayaan TKI," beber Bien di Kantor Kemenakertrans, Rabu (9/10/2013).

Bien berjanji akan membiayai para TKI dengan suku bunga terjangkau. Platform kredit yang diterapkan berkisar Rp50 juta sampai Rp100 juta per orang.

Supaya lebih ringan, pihaknya bekerjasama dengan APJATI terkait penjaminan kredit. Seluruh kegiatan transaksi dari organisasi ini juga akan melalui jaringan bjb.

"Setelah TKI kembali dari luar negeri, akan kita tawarkan kredit mikro supaya gaji yang dikumpulkan selama bekerja bisa dikelola lebih produktif," bebernya. (Sumber : inilahkorancom)

Sama halnya dengan apa yang diperbuat oleh Bien, ternyata Musa melakukan segalanya demi sesamanya. Apa yang dilakukan Musa di dalam kisah tersebut merupakan berangkat dari keprihatinan. Keprihatinan itu pun menjadi dasar baginya untuk memuliakan Allah melalui kasih terhadap sesamanya. Di mana bentuk konkretnya? Momentum inilah yang menjadi momentum awal Musa dalam memenuhi panggilannya sebagai pembela bangsa yang ditiindas.

Kita mungkin pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Musa dan Bien. Tetapi ketika ingin mewujudkannya, kita harus menghadapi kesulitan yang timbul dari dalam maupun luar diri kita sendiri. Di sana terkadang sinyal keprihatinan menjadi lemah. Oleh karena kita harus berbenturan dengan kepentingan kita sendiri. Di sanalah timbul pertanyaan, apakah kepentigan tersebut hanya menjawab keinginan pribadi atau keinginan Allah? Tiada yang lebih indah ketika kita melakukan segala sesuatunya dengan keprihatinan dan keutamaan akan Allah.


Posted via Blogaway

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.