Langsung ke konten utama

Meski Cinta Jangan Buta

Gambar : https://travel.detik.com
“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:37)

                Sarah mempunyai anjing jenis husky. Ia sangat menyayangi anjing tersebut sampai-sampai ia pun tidak tega mengikatnya. Lalu, ia membiarkan begitu saja di rumahnya. Suatu hari saat Sarah pergi ke sekolah, anjingnya itu menggigit seorang anak kecil. Karena orang tua itu tidak terima, maka ia menghampiri kediaman Sarah. Lalu, orang tua dari anak itu memarahi Sarah. Meminta anjingnya untuk diikat atau dimasukkan ke dalam kandang. Tetapi Sarah tidak percaya bahwa itu adalah ulah anjingnya. Karena terus tidak percaya, maka salah seorang tetangga meminta ia untuk melihat rekaman cctv yang merekam adegan tersebut. Sarah pun akhirnya menjadi percaya bahwa itu ulah dari anjing peliharaannya.
                Pelajaran apa yang bisa kita petik? Hari ini Tuhan Yesus meminta kepada kita bahwa untuk mencintai jangan sampai berlebih? Mengapa tidak boleh berlebih? Karena ketika kita sudah masuk ke dalam kata “berlebih” itu, akan lahir fanatisme sendiri terhadap yang kita cintai. Contohnya seperti kisah yang baru saja kita dengarkan. Sudah diberitahukan anjingnya menggigit tapi dikatakan tidak. Di sanalah letak keberbahayaan dari berlebih dan fanatisme.

                Untuk mencintai segala sesuatunya lebih baik lagi, kita dapat belajar dari pasir di pantai. Pasir di pantai ketika kita genggam akan tetap di genggaman kita. Tetapi ketika ia terkena deburan ombak, pasir tersebut akan sirna. Berbeda halnya ketika kita sedikit merenggangkan telapak tangan kita. Di sana, meski sedikit kita masih bisa mendapatkan pasir pantai. Karena ketika kita lebih mencintai biasanya akan sangat sulit untuk melihat atau menggenggam keindahan itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.