Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. (Mrk. 3:4)
Renungan:
Apa yang kita lakukan terhadap orang yang kita iri? Terkadang, kita melebih-lebihkan apa yang dibicarakan di hadapannya. Atau juga kita mencoba untuk mengatakan kepada teman-teman bahwa kita yang lebih baik dari dirinya. Terkadang kita juga memaksa keinginan kita untuk melakukan hal-hal yang teman kita sukai. Lebih parahnya lagi ialah ketika rasa iri semakin menjadi adalah berkelahi dengan teman.
Rasa iri pernah menjangkit dalam diri Kain. Karena iri itu jugalah Kain tega untuk menghabisi Habel. Padahal Allah sudah memberitahukan bahwa dosa sudah mengintip ketika iri itu hadir di dalam diri. Rasa ini jugalah yang ada di dalam diri orang Farisi. Mereka merasa iri bahwa Yesus memiliki jemaat lebih banyak. Mereka juga merasa iri karena Yesus lebih dicintai ketimbang mereka. Hal itu menjadi sumber rasa iri mereka. Sehingga, dengan rasa itu pun mereka ingin membunuh Yesus.
Kita sudah diberikan pembaptisan. Pembaptisan itu bukan hanya sekedar Sakramen atau pun pemberian air. Pembaptisan itu ialah sebagai rambu-rambu di dalam kehidupan kita. Agar kita pun mampu mengingat bahwa rasa iri adalah rasa yang dapat menimbulkan dosa atau perpecahan. Dengan demikian, kita dapat mewartakan Kerajaan Allah tidak hanya melalui kata-kata namun juga melalui tindaka.
Renungan:
Apa yang kita lakukan terhadap orang yang kita iri? Terkadang, kita melebih-lebihkan apa yang dibicarakan di hadapannya. Atau juga kita mencoba untuk mengatakan kepada teman-teman bahwa kita yang lebih baik dari dirinya. Terkadang kita juga memaksa keinginan kita untuk melakukan hal-hal yang teman kita sukai. Lebih parahnya lagi ialah ketika rasa iri semakin menjadi adalah berkelahi dengan teman.
Rasa iri pernah menjangkit dalam diri Kain. Karena iri itu jugalah Kain tega untuk menghabisi Habel. Padahal Allah sudah memberitahukan bahwa dosa sudah mengintip ketika iri itu hadir di dalam diri. Rasa ini jugalah yang ada di dalam diri orang Farisi. Mereka merasa iri bahwa Yesus memiliki jemaat lebih banyak. Mereka juga merasa iri karena Yesus lebih dicintai ketimbang mereka. Hal itu menjadi sumber rasa iri mereka. Sehingga, dengan rasa itu pun mereka ingin membunuh Yesus.
Kita sudah diberikan pembaptisan. Pembaptisan itu bukan hanya sekedar Sakramen atau pun pemberian air. Pembaptisan itu ialah sebagai rambu-rambu di dalam kehidupan kita. Agar kita pun mampu mengingat bahwa rasa iri adalah rasa yang dapat menimbulkan dosa atau perpecahan. Dengan demikian, kita dapat mewartakan Kerajaan Allah tidak hanya melalui kata-kata namun juga melalui tindaka.
Komentar
Posting Komentar