Langsung ke konten utama

Kasih untuk Memilih

Gambar: suarakatolikhamba2maria
Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya. (Luk 14:5-6) 

Renungan: 
Teman-teman, berhadapan dengan seorang yang tidak menyukai diri kita memang sangat tidak nyaman. Di satu sisi kita harus melakukan karya yang positif. Namun, di sisi lain, seperti ada yang mengganjal diri kita untuk melakukannya karena khawatir. Khawatir akan membuat karya kita dihentikan atau kita malah diperlakukan buruk oleh yang bersangkutan. 

Yesus hari ini masuk di dalam rumah peribadatan. Di mana banyak orang mengamatinya dengan seksama dalam pengajaran-Nya. Di tengah-tengah kondisi seperti datanglah seorang yang menderita sakit busung air. Busung air itu penyakit apa? Busung air itu dalam arti sekarang ialah Asitesis. Apa itu Asitesis? Asites adalah penimbunan cairan dalam rongga perut atau peritoneum. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit seperti sirosis, kanker, dan gagal ginjal. Bila dibiarkan menumpuk, cairan asites dapat menyebabkan berbagai macam gangguan dalam tubuh (alodokter.com, 29/10/2020). 

Pada jaman itu, Yesus sudah harus berhadapan dengan seorang yang menderita penyakit seperti itu. Yang menjadi permasalahan bukanlah penyakitnya. Melainkan sikap orang-orang yang ada di sana yakni Ahli Taurat dan orang Farisi. Dikisahkan di dalam Injil Luk 13:10-17, Yesus juga sudah melakukan penyembuhan pada hari sabat. Itu pun menuai kontroversi. Tetapi Yesus dengan baik mendahului karya-Nya dengan pertanyaan? "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" (Luk 14:3). Ahli Taurat dan orang Farisi hanya diam. Akhirnya disembuhkanlah orang tersebut dan Yesus memintanya untuk pergi. 

Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, dari Injil hari ini Tuhan mau mengajarkan kepada kita bahwa memilih melalui kasih. Tanpa kasih, maka orang yang menderita busung air dalam kisah Injil hari ini tidak mungkin disembuhkan. Kita pun diajak untuk senantiasa memilih dengan menggunakan kasih. Seperti yang telah disampaikan oleh Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus “semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,..” (Ef 1:9-10)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.