Langsung ke konten utama

Memilih itu Membutuhkan Kasih

Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. (Flp1:9-11) 

Renungan: 
Teman-teman yang terkasih, seringkali kita mengalami permasalahan dalam hal memilih. Contoh saat kita membeli makanan. Seringkali atau bahkan beberapa orang mengalami kesulitan dalam memilih menu yang akan dimakan. Itu terjadi bukan hanya pada makanan. Ada beberapa orang yang mengalami masalah di dalam memilih. Ada juga seorang teman yang memiliki permasalahan dalam memilih tempat Pendidikan. 

Pada umumnya ketika kita berbicara mengenai memilih, maka yang pertama ialah kebutuhan. Kemudian, apakah pilihan itu sesuai atau tidak. Nah, mengapa di dalam memilih itu perlu sedemikian besarnya pertimbangan? Karena di dalam memilih, kita sudah mencurahkan kasih di dalamnya. Dengan kasih, kita sudah memberikan begitu banyak pertimbangan di dalam pilihan yang akan dijatuhkan. Tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga dalam kaitannya dengan manusia dan Allah. 

Paulus hari ini mengajak kita semua untuk masuk ke dalam kegembiraan. Suatu kegembiraan di mana Paulus dengan bersemangat menyapa jemaat yang ada di Filipi. Di sini Ia tidak sendiri. Paulus bekerja sama dengan Timotius. Di sini Paulus mau menegaskan kepada umat di Filipi bahwa dirinya sangat senang kepada umat dari Filipi. Namun, kegembiraan itu tidak serta merta menyatakan bahwa tanpa masalah. Sudah pasti di dalam kehidupan bersama, pasti akan menjumpai masalah. Itu pun juga berkaitan dengan masalah memilih. 

Seperti yang sering kita jumpai dalam kehidupan bersama. Memilih senantiasa menjumpai permasalahan. Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Paulus dibutuhkan dengan yang dinamakan dengan kasih. Kasih itu harus senantiasa bertumbuh dalam pengetahuan yang benar dan pengertian akan segala macam hal. Itu semua diperlukan untuk menghasilkan pilihan yang tepat dan untuk mengerti segala macam hal. 

Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, seperti yang ditegaskan sebelumnya. Seringkali kita mengalami permasalahan dalam memilih. Entah itu untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Untuk mengatasinya maka, menurut Paulus yang dibutuhkan ialah kasih yang bertumbuh dan pengertian. Sehingga dengan demikian, ketika kasih kita kepada sesama dan Tuhan semakin meningkat, maka diharapkan kita semua memiliki pengertian kepada sesama dan Tuhan juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.