Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. (Matius
15:29-37)
Renungan :
Bapak, ibu yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Saat ini disamping menghadapi pandemic Covid-19, Indonesia tengah mempersiapkan diri juga dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA). Di dalamnya sudah terdapat calon-calon yang diyakinkan dapat memimpin dan membawa arah daerah menjadi lebih baik. Seperti kampanye pada umumnya. Janji-janji pun seperti guyuran hujan. Kian hari semakin bertaburan. Namun yang sering kali menyita perhatian adalah apakah janji tersebut dapat terealisasi dengan sungguh-sungguh? Atau itu hanya berakhir menjadi wacana?
Hari ini kita diajak untuk melihat figure pemimpin yang ada di dalam diri Yesus. Yesus hari ini meninggalkan daerah Tirus dan Sidon. Di tengah perjalanan Ia masih mau mengurus orang-orang yang lumpuh, orang yang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi lainnya. (Mat 15:31). Tidak hanya itu, disamping menyembuhkan banyak orang, Yesus pun juga mengadakan mukjizat. Dengan tujuh roti dan beberapa ikan kecil, para pengikutnya pun terkenyangkan. Sisa dari makanan itu ialah tujuh bakul penuh.
Bapak, ibu yang terkasih. Di masa Adven ini, kita tidak hanya mempersiapkan setoples nastar atau makanan lain yang akan dikonsumsi pada perayaan natal. Kita juga diajak untuk mempersiapkan diri dengan bertobat atau mengubah cara hidup. Salah satunya ialah membangun jiwa kepemimpinan yang didasarkan pada kasih. Dengan kasih, kita bisa menyembuhkan hati anggota keluarga dan sesama yang terluka. Dengan kasih, kita pun bisa memberikan makanan bijak kepada anggota keluarga dan sesama kita. Seturut teladan kita Sang Guru Sejati, Yesus Kristus.
Bapak, ibu yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Saat ini disamping menghadapi pandemic Covid-19, Indonesia tengah mempersiapkan diri juga dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA). Di dalamnya sudah terdapat calon-calon yang diyakinkan dapat memimpin dan membawa arah daerah menjadi lebih baik. Seperti kampanye pada umumnya. Janji-janji pun seperti guyuran hujan. Kian hari semakin bertaburan. Namun yang sering kali menyita perhatian adalah apakah janji tersebut dapat terealisasi dengan sungguh-sungguh? Atau itu hanya berakhir menjadi wacana?
Hari ini kita diajak untuk melihat figure pemimpin yang ada di dalam diri Yesus. Yesus hari ini meninggalkan daerah Tirus dan Sidon. Di tengah perjalanan Ia masih mau mengurus orang-orang yang lumpuh, orang yang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi lainnya. (Mat 15:31). Tidak hanya itu, disamping menyembuhkan banyak orang, Yesus pun juga mengadakan mukjizat. Dengan tujuh roti dan beberapa ikan kecil, para pengikutnya pun terkenyangkan. Sisa dari makanan itu ialah tujuh bakul penuh.
Bapak, ibu yang terkasih. Di masa Adven ini, kita tidak hanya mempersiapkan setoples nastar atau makanan lain yang akan dikonsumsi pada perayaan natal. Kita juga diajak untuk mempersiapkan diri dengan bertobat atau mengubah cara hidup. Salah satunya ialah membangun jiwa kepemimpinan yang didasarkan pada kasih. Dengan kasih, kita bisa menyembuhkan hati anggota keluarga dan sesama yang terluka. Dengan kasih, kita pun bisa memberikan makanan bijak kepada anggota keluarga dan sesama kita. Seturut teladan kita Sang Guru Sejati, Yesus Kristus.
Komentar
Posting Komentar