Langsung ke konten utama

Semakin Mengenal Yesus untuk Bersaksi

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:36)

Renungan:
Pembaca yang terkasih. Sebuah kesaksian akan sangat berguna jika kesaksian tersebut disampaikan atau pun diajarkan kepada semua orang. Tentunya kesaksian itu tanpa mengabaikan nilai kebenaran. Dengan kesaksian itu tentunya memiliki harapan akan perkembangan bagi orang yang menerimanya. Sehingga, setelah kesaksian itu diberikan pun akan muncul suatu peneguhan di dalam diri orang yang menerimanya.

Dalam Injil episode ini, digambarkan diayat sebelumnya bahwa terjadi perselisihan di antara para murid Yohanes mengenai Yesus. Di dalam perselisihan itu dibahas mengenai siapa Yesus. Maka Yohanes pun memberikan kesaksian tentang diri Yesus. Di dalam kesaksian itu, Yohanes memberikan gambaran bahwa Yesus melebihi dirinya. Yohanes menyatakan bahwa Yesuslah yang lebih besar dari dirinya. Yohanes sangat bersukacita karena kemunculan Yesus. Yohanes menutup kesaksian itu dengan mengajak percaya kepada-Nya untuk memperoleh kehidupan yang kekal.

Kesaksian Yohanes mengenai Yesus adalah kesaksian yang sangat bernilai. Dari kesaksiannya itulah para murid mengenali siapa Yesus dan Yohanes. Demikian juga tugas sebagai para pengikut atau semua orang yang mengaku sebagai orang yang percaya kepada Allah. Jika kita percaya kepada Allah, maka tentu itu pun berdampak kepada keseluruhan hidup. Cara hidup yang dilakukan pun adalah cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Itulah kesaksian yang juga harus dijalankan oleh seluruh orang yang mengaku dan percaya kepada Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Mewartakan Kebenaran di Tahun 2022

P ada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh 1:1-4) Renungan: Teman-teman sekalian. Nilai sebuah kebenaran adalah keselarasan antara pengetahuan dan objek yang disampaikan. Dalam arti lain kebenaran itu dikatakan sesuai dan dapat dibuktikan. Ukurannya jelas yakni sesuai. Segala sesuatu yang dinyatakan memiliki kebenaran ialah yang diungkapkan dapat dibuktikan secara benar. Misalnya, seseorang yang memberikan kesaksian dengan nilai kesaksian dapat dikatakan mengandung nilai kebenaran jika itu sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai. Itulah kebenaran. Hari ini kita diajak oleh Yohanes Penginjil untuk mengenal Yesus Kristus. Di mana digambarkan oleh Yohanes Penginjil bahwa Yesus itu adalah Fiman itu sendiri yang sudah ada se...

13 JANUARI

Santo Hilarius, Uskup dan Pujangga Gereja Hilarius lahir di Gallia Selatan (sekarang Prancis). Semenjak kecil, ia dididik dengan tata cara kekafiran yang tidak mengenal adat istiadat Kristen. Pada usia setengah baya, ia bertobat dan masuk ke pangkuan Gereja Kudus bersama anak dan istrinya, berkat kebiasaannya membawa buku - buku rohani dan Kitab suci. Hilarius, seorang yang saleh, pandai dan bijaksana. Karena bakatnya ini, ia ditabhiskan menjadi imam, selanjutnya diangkat sebagai Uskup kota asalnya, Poiters (baca: pwatie).   Pada masa kepemimpinannya, bidaah Arianisme semakin menghebat. Tugas para Uskup Ortodoks menjadi semakin berat. Meskipun demikian, Uskup Hilarius tetap menjadi pembela iman yang benar. Oleh karena itu, ia ditangkap dan dihadapkan kepada Kaisar Konstansius. Ia dibuang ke Phrygia. Selama tiga tahun, ia hidup dipengasingan. Disana ia memanfaatkan waktunya untuk menulis bukunya yang term...