Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." (Mrk 1:7-8)
Renungan:
Teman-teman yang terkasih, tali kasut adalah tali alas kaki
pada seseorang. Di dalam budaya Yahudi jika seseorang melepaskan kasut berarti
orang tersebut menunjukkan bentuk penghormatan. Jika seorang tuan memasuki
rumah. Maka, seorang pelayan atau budak akan membuka kasut tuannya dan membasuh
kakinya.
Di dalam Injil Yohanes menyatakan dengan tegas,”Sesudah aku
akan dating Ia yang lebih berkuasa dari padauk membungkuk dan membuka tali
kasut-Nya pun aku tidak layak.” Hal ini mau menyatakan bahwa Yohanes dengan
rendah hati mengakui bahwa dirinya adalah perintis. Ia bukanlah sosok yang
tinggi dan terhormat. Melainkan pembuka jalan bagi Pemimpin yang sesungguhnya.
Kerendahan hati dan kesadaran diri Yohanes membuat dirinya
merasa tidak berkuasa. Kesadaran dan kerendahan hati seperti ini juga perlu
kita tumbuhkan di dalam diri sebagai bentuk iman yang konkret. Dengan
menumbuhkan sikap demikian, kita akan menjadi pribadi yang lebih sadar akan
diri dan posisi kita. Sehingga, Kerajaan Allah pun dimuliakan di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar