Langsung ke konten utama

Hindari Berhala

Gambar: suratbarasih.blogspot.com
“Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas.” (Kel 22:20)

Di dalam adat istiadat dan pandangan religius bangsa Yahudi, mempersembahkan korban kepada allah lain merupakan dosa berat. Ada begitu banyak baal atau allah-allah lain yang muncul dalam sejarah bangsa Yahudi. Seluruhnya memiliki sifatnya masing-masing. Namun yang perlu ditekankan di dalam itu semua ialah ketika mengadakan penyembahan kepada allah lain atau berhala, maka di sana ada hal-hal yang dilupakan oleh bangsa Yahudi. Hal-hal itu yang paling utama ialah kasih yang dimaksudkan oleh Allah sendiri.

Dalam kutipan dari kitab keluaran yang kita bahas hari ini terlihat jelas bahwa sanksi yang diberikan bagi pribadi yang melakukan berhala ialah ditumpas. Ditumpas dalam artian dijatuhi hukuman mati dengan cara dilempari batu hingga mati (Ul 17:2-7). Dari hal tersebut timbul satu pertanyaan, apakah Allah sedemikian sadisnya hingga memberikan sanksi hingga hukuman mati seperti itu? Jawabannya ialah hanya satu Allah yang kita sembah ialah Allah yang tidak ingin manusia kehilangan jati dirinya sebagai makhluk sosial. Makhluk yang mampu memberikan kasih kepada sesamanya. Allah tidak pernah menginginkan manusia menjadi pribadi yang menyeramkan yang mampu melakukan pembunuhan kepada sesama hanya demi nafsu atau ambisi pribadinya.


Kita di dalam perjalanan hidup ini terkadang menjadi penyembah berhala atau allah lain. Misalnya dengan ketergantungan dengan gadget. Ketika kita bangun dari tidur, memeriksa gadget adalah ritual pertama yang kita lakukan. Hal ini bukan berarti bahwa gadget adalah berhala namun gadget akan menjadi berhala jika gadget telah merenggut kehidupan kita secara utuh. Maka, Allah selalu mengingatkan kepada kita bahwa pada dasarnya Allah menginginkan manusia untuk saling mengasihi. Karena hanya melalui kasih seorang manusia dapat berkomunikasi dengan baik dengan sesamanya. Dengan kasih juga seorang pribadi dapat bangkit dari keterpurukan yang dialaminya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha