Gambar: |
“Siapa yang mempersembahkan korban
kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas.” (Kel 22:20)
Di
dalam adat istiadat dan pandangan religius bangsa Yahudi, mempersembahkan
korban kepada allah lain merupakan dosa berat. Ada begitu banyak baal atau
allah-allah lain yang muncul dalam sejarah bangsa Yahudi. Seluruhnya memiliki
sifatnya masing-masing. Namun yang perlu ditekankan di dalam itu semua ialah
ketika mengadakan penyembahan kepada allah lain atau berhala, maka di sana ada
hal-hal yang dilupakan oleh bangsa Yahudi. Hal-hal itu yang paling utama ialah
kasih yang dimaksudkan oleh Allah sendiri.
Dalam
kutipan dari kitab keluaran yang kita bahas hari ini terlihat jelas bahwa
sanksi yang diberikan bagi pribadi yang melakukan berhala ialah ditumpas.
Ditumpas dalam artian dijatuhi hukuman mati dengan cara dilempari batu hingga
mati (Ul 17:2-7). Dari hal tersebut timbul satu pertanyaan, apakah Allah
sedemikian sadisnya hingga memberikan sanksi hingga hukuman mati seperti itu?
Jawabannya ialah hanya satu Allah yang kita sembah ialah Allah yang tidak ingin
manusia kehilangan jati dirinya sebagai makhluk sosial. Makhluk yang mampu
memberikan kasih kepada sesamanya. Allah tidak pernah menginginkan manusia
menjadi pribadi yang menyeramkan yang mampu melakukan pembunuhan kepada sesama
hanya demi nafsu atau ambisi pribadinya.
Kita
di dalam perjalanan hidup ini terkadang menjadi penyembah berhala atau allah
lain. Misalnya dengan ketergantungan dengan gadget. Ketika kita bangun dari
tidur, memeriksa gadget adalah ritual pertama yang kita lakukan. Hal ini bukan
berarti bahwa gadget adalah berhala namun gadget akan menjadi berhala jika
gadget telah merenggut kehidupan kita secara utuh. Maka, Allah selalu
mengingatkan kepada kita bahwa pada dasarnya Allah menginginkan manusia untuk
saling mengasihi. Karena hanya melalui kasih seorang manusia dapat
berkomunikasi dengan baik dengan sesamanya. Dengan kasih juga seorang pribadi
dapat bangkit dari keterpurukan yang dialaminya.
Komentar
Posting Komentar