Langsung ke konten utama

Hak Memilih

Gambar: www.hidupkatolik.com
"Apabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing; karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu.” (Kel 21:7-9)

Untuk mendalami ayat tersebut ada baiknya kita membaca artikel berikut ini:

Enam Tahun Tak Pulang, Suteni Malah Dikabarkan Terus Disiksa
(http://news.fajarnews.com, ditelusuri tanggal 7 Juni 2016)

Fajarnews.com, CIREBON- Permasalahan yang membelit  tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri seperti tidak pernah berhenti. Kali ini nasib buruk menimpa Suteni (40), warga Desa Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Meski Suteni berangkat bekerja menjadi TKW sejak  tanggal 2 Agustus 2009 di Riyad Arab Saudi, namun hingga kini ia tidak bisa pulang.
Keberadaan Suteni di luar negeri sudah melebihi kontraknya, ia telah bekerja di sana selama enam tahun. Bahkan kabar terakhir yang diterima suaminya Suteni kerap disiksa majikan barunya.
Di dalam perjanjian dengan majikan di Arab Saudi melalui PJTKI PT Farhan Al-Syifa, Suteni  hanya dikontrak selama dua tahun. Namun hingga enam tahun ini ia belum juga kembali ke Tanah Air.
Diceritakan suami Suteni, Bakri, mereka saat itu menghadapi kehidupan yang sangat sulit hingga untuk meningkatkan tarap kehidupannya dengan terpaksa dan penuh harapan Bakri mengijinkan istrinya berangkat ke luar negeri.
Harapannya cuma satu, mereka bisa mengubah kehidupan keluarganya.
“Saya mengijinkan istri untuk berangat menjadi TKW ke luar negeri dengan harapan bisa memperbaiki tarap kehidupan keluarga,” kata Bakri dengan raut muka yang sangat sedih di rumahnya, Kamis (16/4).
Dikatakannya, saat istrinya sudah bekerja dua tahun tidak ada permasalahan apapun. Meskipun dalam gaji istrinya sangat rendah, tiap bulannya dan hanya Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta tiap bulannya, namun itu terus dilakukannya dengan sabar.
Harapan keluarganya makin cerah karena Suteni sudah dua tahun bekerja dan akan pulang. Tetapi petaka mulai datang pada tahun ketiga.
Ia mencoba terus bersabar dengan menunggu kabar dari istrinya yang bereda di luar negeri. Pada tahun yang keempat kabar mengagetkan pun datang dari istrinya.
Disebutkan dirinya sudah berpindah majikan karena dipindah majikan yang dulu.
Tetapi yang paling memilukan keluarga Suteni saat ini dirinya sering disiksa oleh majikan yang baru itu. (ADH)

Hak pada dasarnya adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Hak itu adalah hak yang diberikan oleh Allah secara cuma-Cuma. Hak-hak yang dasariah adalah hak hidup, hak mendapatkan tempat tinggal yang layak dan lain-lain. Di dalam kasus yang terdapat di dalam artikel, kita dapat memperhatikan bahwa ada pelanggaran hak yang dilakukan oleh majikan dari yang mempekerjakan Suteni. Pelanggaran tersebut ialah menyiksa Suteni.

Di dalam Kitab Keluaran, kita diajak untuk merenungi peranan hak di dalam kehidupan. Di dalam kutipan ayat di atas, kita diajak untuk memahami bahwa semua orang memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Hak itu adalah hak yang dianugerahkan oleh Allah kepada setiap manusia. Jikalaupun hak tersebut dilanggar, maka tentunya hukuman sudah siap menghadang.


Belajar dari kasus Suteni, kita seharusnya memberikan penghargaan yang besar terhadap pilihan yang dijatuhkan oleh orang lain. Bukan karena kita harus menghormati mereka namun kita lebih menghargai hak yang diberikan Allah melalui pilihan mereka. Dengan memberikan penghargaan tersebut, maka kita pun juga turut menghargai hak yang telah diberikan oleh Allah secara cuma-cuma.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Belajar Kerjasama dari Harun dan Hur

"Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang." (Kel 17:10-13). Renungan: Kata kerjasama nampaknya bukanlah kata asing yang jarang sekali kita dengar. Kata tersebut sering kita dengar atau pergunakan dalam rutinitas sehari-hari. Namun, pertanyaannya ialah apakah kita sudah memahami dengan baik makna dari kerjasama itu sendiri? Harun dan Hur melalui bacaan hendak memberikan makna baru di dala...

Doa untuk Pekerja (Bahasa Inggris)

O St. Joseph,Patron of the Church! You, who side by side with the Word made flesh, worked each day to earn your bread, drawing from Him the strength to live and to toil; you who experienced the anxiety for the morrow, the bitterness of poverty, the uncertainty of work: you who today give the shining example, humble in the eyes of men but most exalted in the sight of God: protect workers in their hard daily lives, defending them from discouragement, from negative revolt, and from pleasure-loving temptations; and keep peace in the world, that peace which alone can ensure the development of peoples Amen. Didoakan oleh Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum di Aula Paus Paulus VI, Vatikan 12 Januari 2022 Paus Paulus VI Dikutip dari : https://www.catholicnewsagency.com/