Langsung ke konten utama

Berserah dan Percaya

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yoh 21:18)

Renungan :
Teman-teman yang terkasih. Untuk mempercayai seseorang yang sudah menyangkal kita akan menjadi suatu tugas yang sangat berat. Karena kita harus memperbaiki hati dan penilaian terhadap pribadi tersebut. Namun, bagaimana jika kita sudah memiliki pengelihatan bahwa orang yang dekat dengan kita saat ini akan menyangkal kita. Reaksi yang akan muncul tentu kita sangat terkejut dengan hal tersebut. Kita pun akan berupaya sekeras mungkin untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Di dalam bacaan Injil  Yoh. 21:15-19 mengisahkan di mana Yesus bertanya dan meminta tanggapan kepada Petrus sebanyak tiga kali. Point dari pertanyaan Yesus kepada Petrus ialah "apakah Petrus mengasihi-Nya?" Sedangkan point pada tanggapan ialah Yesus meminta kepada Petrus untuk menanggapi seruan Yesus agar menggembalakan domba-domba-Nya. Mengapa kedua point pertanyaan itu diulang oleh Yesus sebanyak tiga kali? 

Untuk menjawab hal itu kita bisa melihat terlebih dahulu ke dalam perjalanan karir Yesus mewartakan Kerajaan Allah. Dari mulai awal hingga pada akhir pewartaan-Nya, Yesus tidak pernah meninggalkan semangat mengasihi kepada Allah dan sesama. Itu pun diwujudkan dalam setiap karya yang dilakukan-Nya. Ia tidak pernah putus-putusnya mewartakan kasih yang diberikan Allah kepada manusia. Ia mengasihi orang berdosa, miskin, wanita berdosa, orang yang tersingkirkan dan orang-orang yang tidak pernah masuk ke dalam status sosial masyarakat saat itu. Itulah kasih yang diberikan oleh Allah kepada manusia.

Kasih seperti inilah yang diinginkan oleh Yesus muncul dari dalam diri Petrus. Kasih yang juga mau menyerahkan diri seutuhnya kepada sesama. Baik kepada mereka yang kecil, lemah, dan tersingkir. Kasih yang juga mau mengorbankan dirinya sendiri untuk sesama. Dalam artian Yesus menginginkan Petrus untuk mengasihi-Nya dengan kasih yang agapao. Namun, Petrus justru mengasihi Yesus dengan pengertian yang berbeda yakni kasih yang philio atau afeksi yang menyentuh hati.

Mungkin hal itu yang menyebabkan Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Kasih yang dimiliki Petrus pada saat penyangkalan terjadi belum mengalami perubahan. Namun, ketika peristiwa penyangkalan itu terjadi. Di situlah kasih itu mulai mengalami perubahan. Berbeda halnya dengan yang terjadi pada Yudas Iskariot. Oleh karena penyesalannya, Yudas tidak mengubah cara hidupnya melainkan mengakhiri hidupnya. Setelah kebangkitan Yesus pun, kasih Petrus kepada Yesus secara perlahan mulai tumbuh. 

Teman-teman yang terkasih. Keraguan serta ketakuan akan masa depan dan terhadap diri seseorang yang mungkin saja akan menyakiti atau menyangkal kita tentu sangat menyiksa diri. Bayang-bayang itu tentu akan menghambat banyak potensi yang dapat muncul dari dalam diri kita. Sehingga, kasih Allah pun tidak dapat bertumbuh dengan baik dalam diri kita dan sesama. Maka ada baiknya kita serahkan segala ketakutan dan kekhawatiran tersebut kepada Allah agar kasih-Nya pun dapat tumbuh atas diri kita dan sesama. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.