Gambar : canva.com |
Renungan:
Teman-teman yang terkasih, ketakutan adalah perasaan yang lumrah dirasakan oleh setiap orang. Entah itu ketakutan akan rencana yang gagal, ketakutan akan kesalahan, ketakutan akan kehilangan dan ketakutan-ketakutan lainnya. Namun, ketakutan menjadi tidak lumrah jika dari ketakutan itu justru mengancam eksistensi atau kehidupan orang lain.
Demikianlah rasa dan pemikiran yang ahli taurat, orang farisi dan para imam terhadap kehadiran Yesus. Ahli taurat, orang farisi dan imam khawatir bahwa karya yang dilakukan oleh Yesus sungguh membawa dampak kepada tempat suci dan kehidupannya. Mereka takut popularitas Yesus pun akan membawa diri mereka ditinggalkan. Ketakutan itu membuat mereka membuat rencana untuk membunuh Yesus. Menurut mereka itu harus dilakukan demi kepentingan orang banyak. Mereka mengabaikan bahwa karya dan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus adalah tanda dari kehadiran Allah.
Teman-teman yang terkasih, sering kali ketakutan menghantui diri kita. Ketakutan akan kehilangan teman, ketakutan kehilangan akan pekerjaan dan ketakutan orang-orang yang kita kasihi. Sering kali kita terjebak pada ketakutan yang membabi buta sehingga kita menghalangi hidup dari itu semua. KIta melarang teman untuk membangun relasi dengan orang lain. Kita iri dan membenci orang yang memiliki prestasi sangat baik di tempat pekerjaan. Kita takut kehilangan orang yang kita cintai sehingga kita melarang mereka untuk berteman dengan orang lain.
Kita perlu mengkritisi rasa takut yang kita rasakan dengan memikirkan dampak yang akan dialami. Entah itu terhadap teman, karier dan bahkan orang-orang yang kita cintai. Agar ketakutan yang kita alami tidak lagi membahayakan eksistensi dari orang lain bahkan sampai kehidupan, kesejahteraan dan lain sebagainya. Agar kita pun senantiasa dapat mewartakan Kerajaan Allah tanpa harus mengalami rasa takut yang berarti.
Komentar
Posting Komentar