Gambar: https://margonolucas.wordpress.com |
Lalu Yesus duduk dan memanggil
kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin
menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan
pelayan dari semuanya." (Mrk 9:35)
Di dalam sebuah organisasi atau
negara selalu ada ambisi yang timbul dari beberapa orang atau golongan untuk
memimpin. Mereka melakukannya dengan beberapa cara yang pada umumnya dilakukan
setiap kali di dalam pemilu. Mereka bisa melakukan kampanye dengan menggunakan
massa. Mereka juga bisa melakukan aksi baksos. Mereka juga bisa mengeluarkan
janji-janji atau slogan yang dapat menjadi rayuan untuk ditempatkan nomor satu
dalam hati masyarakat. Namun, nyatanya itu semua terkadang menjadi
tindakan-tindakan yang kosong atau hampa.
Kutipan ayat di atas mengajak
untuk kita merenungi makna dari menjadi “terdahulu”. Terdahulu menurut Yesus
bukanlah diwujudkan dengan memenangkan perdebatan. Terdahulu bukan juga dengan
menyatakan bahwa memiliki pengalaman yang lebih. Terdahulu juga bukan mengenai
kesempatan lahir dan mengalami dunia ini lebih dulu. Terdahulu itu lebih kepada
kemauan untuk menjadi pelayan. Terdahulu itu mau fokus pada pekerjaan yang
tengah dijalani. Terdahulu itu mau memberikan kepada semua orang yang terbaik. Terdahulu
yang paling penting ialah menjadi seperti anak kecil. Ia tidak memandang siapa
pun, berapa pun usia, dari mana asalnya dan apa ambisinya. Yang ia tahu hanya
melayani.
Seperti itulah syarat utama yang
harus dilakukan jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu. Apakah kita sudah
mewujudnyatakannya di dalam kehidupan ini? Tuhan Yesus sudah memberikan saran
kepada kita untuk tetap melayani dengan kasih. Semoga kita pun dapat merenungi
kembali makna dari “pelayanan” sepanjang hidup ini.
Komentar
Posting Komentar