Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Mrk 9:23)
Ada sebuah kisah yang saya kutip dari http://www.bijak.web.id, ditelusuri tanggal 20 Februari 2017.
Seorang Pria yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku istrinya.
Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang istri: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Pria muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan istrinyanya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putranya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan. Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI. Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS,
dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.
Lalu sang ibu menjelaskan:
“Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi:
Lembek seperti wortel.
Mengeras seperti telur.
Atau harum seperti kopi.
Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air… mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”
Di dalam kisah tadi, kita melihat bahwa ada teknik dalam menghadapi seluruh permasalahan dalam hidup. Teknik itu lumayan sulit, yakni percaya. Mengapa demikian? Terkadang kita lebih mudah bersikap seperti telur yang mengeras setelah bertemu dengan masalah. Atau kita menjadi seperti wortel yang melembek setelah terkena masalah. Itulah pilihan yang sering kita jatuhkan terhadap diri kita sendiri.
Tuhan Yesus di dalam Injil menyatakan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Karena orang yang percaya menyerahkan permasalahannya kepada Tuhan. Ia akan terus berusaha dan berdoa agar mendapatkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi permasalahannya. Ia tidak akan mencoba mengatasinya dengan caranya sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Sehingga ia hanya sebatas menghasilkan keputusan yang mengubah dirinya menjadi lembek atau keras. Melalui ungkapan Injil Markus 9:23 itulah Tuhan Yesus menginginkan kita menjadi pribadi seperti kopi yang menjadi harum ketika bertemu dengan masalah.
Memang untuk mencapai itu semua sangatlah sulit. Namun, sesulit apa pun yang hendak kita capai bukankah lebih baik berusaha dari pada tidak sama sekali? Sehingga kita pun dapat terus menambah tingkat kepercayaan kita kepada Allah melalui segala jenis kondisi dalam hidup yang kita hadapi.
Ada sebuah kisah yang saya kutip dari http://www.bijak.web.id, ditelusuri tanggal 20 Februari 2017.
Seorang Pria yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku istrinya.
Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang istri: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Pria muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan istrinyanya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putranya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan. Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI. Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS,
dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.
Lalu sang ibu menjelaskan:
“Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi:
Lembek seperti wortel.
Mengeras seperti telur.
Atau harum seperti kopi.
Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air… mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”
Di dalam kisah tadi, kita melihat bahwa ada teknik dalam menghadapi seluruh permasalahan dalam hidup. Teknik itu lumayan sulit, yakni percaya. Mengapa demikian? Terkadang kita lebih mudah bersikap seperti telur yang mengeras setelah bertemu dengan masalah. Atau kita menjadi seperti wortel yang melembek setelah terkena masalah. Itulah pilihan yang sering kita jatuhkan terhadap diri kita sendiri.
Tuhan Yesus di dalam Injil menyatakan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya. Karena orang yang percaya menyerahkan permasalahannya kepada Tuhan. Ia akan terus berusaha dan berdoa agar mendapatkan hasil yang memuaskan dalam mengatasi permasalahannya. Ia tidak akan mencoba mengatasinya dengan caranya sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Sehingga ia hanya sebatas menghasilkan keputusan yang mengubah dirinya menjadi lembek atau keras. Melalui ungkapan Injil Markus 9:23 itulah Tuhan Yesus menginginkan kita menjadi pribadi seperti kopi yang menjadi harum ketika bertemu dengan masalah.
Memang untuk mencapai itu semua sangatlah sulit. Namun, sesulit apa pun yang hendak kita capai bukankah lebih baik berusaha dari pada tidak sama sekali? Sehingga kita pun dapat terus menambah tingkat kepercayaan kita kepada Allah melalui segala jenis kondisi dalam hidup yang kita hadapi.
Komentar
Posting Komentar