"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. (Mat. 7:24-25)
Renungan:
Saya pernah bertemu dengan seorang mahasiswa yang mengakui dirinya ialah seorang atheis. Ia mengaku dirinya demikian dikarenakan tidak mengakui beragama. Ia malu jika mengaku bahwa dirinya beragama tetapi hanya bisa mengejek orang lain, berkata kasar kepada orang lain atau tidak mau membantu orang lain. Namun, meski ia tidak mau dikatakan beragama, sikap dan perilakunya menunjukkan bahwa ia memiliki iman yang sangat kuat sekali. Ia mau membantu teman yang kesulitan. Ia mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.
Tuhan Yesus hari ini mengajak kita untuk merenungkan diri arti dari percaya. Ia mengungkapkan bahwa orang yang mendengar perkataan-Nya dan “melakukannya”, ia adalah orang yang bijaksana. Ukurannya sangat jelas di sini bukan hanya sekedar mendengar melainkan melakukan. Karena seringkali iman hanya diukur pada sering perginya seseorang ke rumah ibadat atau mengikuti kegiatan keagamaan. Namun, di sini Tuhan Yesus telah menggaris bawahi pengikut-Nya yang bijaksana itu seperti apa.
Meski ia tidak mau disebut beragama, orang atheis tadi sudah bersikap seperti apa yang telah dikatakan oleh TuhanYesus. Ia yang memang bijaksana adalah mereka yang juga bukan hanya sebatas mendengar melainkan juga melakukan apa yang didengar dan disimpannya di dalam hati. Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya sekedar masuk teling kiri dan keluar telinga kanan? Atau melaksanakannya?
Renungan:
Saya pernah bertemu dengan seorang mahasiswa yang mengakui dirinya ialah seorang atheis. Ia mengaku dirinya demikian dikarenakan tidak mengakui beragama. Ia malu jika mengaku bahwa dirinya beragama tetapi hanya bisa mengejek orang lain, berkata kasar kepada orang lain atau tidak mau membantu orang lain. Namun, meski ia tidak mau dikatakan beragama, sikap dan perilakunya menunjukkan bahwa ia memiliki iman yang sangat kuat sekali. Ia mau membantu teman yang kesulitan. Ia mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.
Tuhan Yesus hari ini mengajak kita untuk merenungkan diri arti dari percaya. Ia mengungkapkan bahwa orang yang mendengar perkataan-Nya dan “melakukannya”, ia adalah orang yang bijaksana. Ukurannya sangat jelas di sini bukan hanya sekedar mendengar melainkan melakukan. Karena seringkali iman hanya diukur pada sering perginya seseorang ke rumah ibadat atau mengikuti kegiatan keagamaan. Namun, di sini Tuhan Yesus telah menggaris bawahi pengikut-Nya yang bijaksana itu seperti apa.
Meski ia tidak mau disebut beragama, orang atheis tadi sudah bersikap seperti apa yang telah dikatakan oleh TuhanYesus. Ia yang memang bijaksana adalah mereka yang juga bukan hanya sebatas mendengar melainkan juga melakukan apa yang didengar dan disimpannya di dalam hati. Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya sekedar masuk teling kiri dan keluar telinga kanan? Atau melaksanakannya?
Komentar
Posting Komentar