"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? (Mat. 18:12)
Renungan:
Kasih sayang adalah rasa yang diperlukan bagi setiap orang. Dengan kasih sayang, kita bisa membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan kasih sayang itu pula kita bisa melampaui batas dari rasa kebencian yang kita miliki. Namun, sayang di dalam perjalanan hidup kita sering mengabaikan kasih sayang itu. Misalnya ketika ada salah seorang anggota keluarga yang mengalami kesulitan, kita cenderung tidak mau memberikan bantuan. Alasannya simple karena nanti ia juga mendapatkan bantuan dari keluarga lainnya.
Pandangan seperti itu ditepis oleh pandangan Tuhan Yesus melalui perumpamaan domba yang tersesat itu. Di dalam perumpamaan itu, Tuhan Yesus memberikan pandangan betapa gembiranya Allah ketika mampu menolong domba yang sesat. Maksud-Nya ialah Allah akan mengeluarkan seluruh tenaga dan upaya-Nya untuk menemukan dan membawa domba yang tersesat itu ke kelompoknya. Itu membuat Allah berbeda dengan kita.
Oleh sebab itu, marilah kita membagikan kasih sayang dan membantu orang yang membutuhkan bantuan tanpa harus meninggalkan karena pandangan kita yang menyatakan bahwa ia kurang penting. Melainkan bahwa setiap orang memang memiliki hak mendapat bantuan kita. Karena Allah sendiri mau meninggalkan sembilan puluh sembilang domba yang lain. Mengapa kita tidak berani meninggalkan sembilan puluh sembilan orang yang memang sudah menerima bantuan Allah terlebih dahulu?
Renungan:
Kasih sayang adalah rasa yang diperlukan bagi setiap orang. Dengan kasih sayang, kita bisa membantu sesama kita yang membutuhkan. Dengan kasih sayang itu pula kita bisa melampaui batas dari rasa kebencian yang kita miliki. Namun, sayang di dalam perjalanan hidup kita sering mengabaikan kasih sayang itu. Misalnya ketika ada salah seorang anggota keluarga yang mengalami kesulitan, kita cenderung tidak mau memberikan bantuan. Alasannya simple karena nanti ia juga mendapatkan bantuan dari keluarga lainnya.
Pandangan seperti itu ditepis oleh pandangan Tuhan Yesus melalui perumpamaan domba yang tersesat itu. Di dalam perumpamaan itu, Tuhan Yesus memberikan pandangan betapa gembiranya Allah ketika mampu menolong domba yang sesat. Maksud-Nya ialah Allah akan mengeluarkan seluruh tenaga dan upaya-Nya untuk menemukan dan membawa domba yang tersesat itu ke kelompoknya. Itu membuat Allah berbeda dengan kita.
Oleh sebab itu, marilah kita membagikan kasih sayang dan membantu orang yang membutuhkan bantuan tanpa harus meninggalkan karena pandangan kita yang menyatakan bahwa ia kurang penting. Melainkan bahwa setiap orang memang memiliki hak mendapat bantuan kita. Karena Allah sendiri mau meninggalkan sembilan puluh sembilang domba yang lain. Mengapa kita tidak berani meninggalkan sembilan puluh sembilan orang yang memang sudah menerima bantuan Allah terlebih dahulu?
Komentar
Posting Komentar