Langsung ke konten utama

Jangan Pergunakan Ukuran Kita

Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." (Mat. 11:19)
Renungan:
Kita seringkali mengukur segala sesuatu dengan menggunakan ukuran kita. Misalnya, seorang anak yang baik itu adalah anak yang tidak pernah melawan atau berdebat dengan orang tuanya. Namun ketika kita bertemu dengan seorang anak yang kita bilang baik, ternyata anak tersebut mengalami luka batin yang sangat hebat. Di mana ia tidak diperkenankan untuk mendalami hobinya. Berbeda ketika kita bertemu dengan seorang anak yang kadang berdebat atau diskusi dengan orang tuanya. Anak cenderung terlihat bahagia karena ia menganggap orang tuanya tidak lebih dari sebagai orang tua dan teman.

Hari ini kita diajak oleh Tuhan Yesus mendalami makna dari ukuran. Para Ahli Taurat memiliki ukuran yang dipakai pada jaman Daud, bahwa seorang Mesias adalah ia yang datang sebagai utusan Allah. Ia adalah anak dari seorang raja. Ia memiliki sikap yang baik. Ia tidak berteman atau akrab dengan para pelacur dan orang berdosa lainnya. Ia adalah orang yang suci dan selalu menjaga sikap, perkataan maupun pergaulannya. Tetapi ketika figur yang mereka nanti-nantikan itu tidak sesuai dengan figur yang mereka nanti-nantiakan, kemungkinan besar orang tersebut, kita akan mudah mengkritisinya. Melalui perkataan, sikap atau pun pekerjaannya.

Ketika kita menggunakan ukuran kita sendiri itu memang kurang enak. Maksud dari kurang enak di sini ialah ketika kita sudah membayangkan berangkat dengan menggunakan bus mewah. Tetapi kenyataannya kita harus berhadapan dengan kenyataan bahwa bus yang kita tumpangi ialah bus karyawisata yang level menengah, maka kita cenderung merasa tidak enak. Oleh sebab itu, maka baiklah kita tidak dengan mudah lagi memberika ukuran-ukuran dalam diri kita yang dapat dengan mudah membuat kita menjadi tidak manusiawi karena terpaku pada ukuran yang sudah kita buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mewartakan Kebenaran di Tahun 2022

P ada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh 1:1-4) Renungan: Teman-teman sekalian. Nilai sebuah kebenaran adalah keselarasan antara pengetahuan dan objek yang disampaikan. Dalam arti lain kebenaran itu dikatakan sesuai dan dapat dibuktikan. Ukurannya jelas yakni sesuai. Segala sesuatu yang dinyatakan memiliki kebenaran ialah yang diungkapkan dapat dibuktikan secara benar. Misalnya, seseorang yang memberikan kesaksian dengan nilai kesaksian dapat dikatakan mengandung nilai kebenaran jika itu sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai. Itulah kebenaran. Hari ini kita diajak oleh Yohanes Penginjil untuk mengenal Yesus Kristus. Di mana digambarkan oleh Yohanes Penginjil bahwa Yesus itu adalah Fiman itu sendiri yang sudah ada se...

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Dua Tokoh Besar yang Mengajarkan Kerendahan Hati

Gambar:suarawajarfm.com I nilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Mrk 1:7-11) Renungan: Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Apa jadinya ketika kita bertemu dengan sosok yang sudah kita kenal dan memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam bidangnya? Kita tentu akan segan untuk mengambil alih tugas yang sudah diserahkan kepadanya. Kita juga akan memberikan penghargaan kepadanya untuk menjalankan tugas yang telah diserahkan kepadanya. Hari ini bertemulah dua to...