Gambar: http://kk-kasihkarunia.blogspot.com/ |
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai
Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan
ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan
kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang
apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan
segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Luk 2:16-19)
Renungan:
Teman-teman terkasih dalam Tuhan kita Yesus
Kristus, masih dalam semangat natal dan hari yang baru di tahun yang baru ini
marilah kita semakin mengenal sikap ketaatan dan kerendahan hati melalui
teladan Maria. Untuk apa sih kita berbincang-bincang mengenai ketaatan dan
kerendahan hati? Apa sih itu ketaatan dan apa itu rendah hati? Mengapa perlu
bagi kita?
Sikap yang akan kita bahas pertama kali ialah
ketaatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ketaatan adalah sikap taat dan
patuh kepada Tuhan, pemerintah dan sebagainya. Berdasarkan definisi dan
penjelasan mengenai ketaatan, maka orang yang taat itu adalah orang yang
sungguh-sungguh patuh kepada perintah-perintah yang dinyatakan oleh Tuhan,
Negara dan bahkan dengan keluarganya.
Teman-teman bisa membayangkan jika orang-orang
yang disekitar kita tidak lagi taat pada perintah agama, negara dan masyarakat.
Yang terjadi pada masyarakat itu sendiri adalah chaos atau kacau. Itulah guna
dari ketaatan yakni untuk semakin membentuk kepribadian seseorang berdasarkan
ketaatannya kepada agama maupun dengan negara. Sehingga memiliki kepribadian
yang mengasihi, penuh sukacita, damai sejahtera, sabar, murah hati, baik,
setia, lemah lembut dan penuh dengan penguasaan diri.
Sikap yang akan kita bahas berikutnya ialah
kerendahan hati. Bicara mengenai rendah hati itu adalah suatu sikap menyadari
keterbatasan kemampuan diri, dan ketidakmampuan diri sendiri, sehingga
dengannya seseorang tidaklah mengangkuh, dan tidak pula menyombong. (wikipedia)
Seperti yang dibicarakan dalam definisi mengenai rendah hati itu, maka
kerendahan hati itu sendiri adalah sikap yang dilandasi pada kesadaran manusia
akan keterbatasan dan kemampuannya.
Maria adalah salah satu tokoh dalam kitab suci
yang memiliki ketaatan dan kerendahan hati. Ketika Maria menerima kabar gembira
dari malaikat Tuhan, ia sempat mengkritisi suatu peristiwa yang menurutnya
sangat tidak mungkin terjadi. Bagaimana tidak, ia harus mengandung tetapi tidak
mempunyai suami. Namun, Maria sadar bahwa itu semua di luar batas dirinya, maka
ia menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. Hingga saat Maria mengandung, ia
pun tetap menjalankan perintah Allah. Ia tidak menolak dan tidak berontak. Sampai
di mana Maria melahirkan Sang Juruselamat dunia. Di sana ia bertemu dengan para
gembala yang memberikan kesaksian mengenai anak yang telah dilahirkan oleh
Maria. Sekali lagi, Maria tidak merasa paling hebat. Maria justru menyimpan apa
yang telah dinyatakan oleh mereka di dalam hati.
Teman-teman, godaan terbesar dalam perjalanan
perkembangan iman kita adalah menjaga ketaatan dan kerendahan hati itu. Di
tengah ketaatan kita rajin berdoa, merayakan ekaristi dan berdoa secara
pribadi. Tiba-tiba salah seorang anggota keluarga kita ada yang meninggal. Di tengah
kita menyatakan ketidakmampuan kita, kita malah dianggap sebagai orang yang
tidak mampu. Kembali lagi, taat kepada Allah adalah merupakan sikap siap dalam
menghadapi segala bentuk kehendak Allah di dalam hidup ini. Sedangkan
kerendahan hati ialah, sikap kita dalam menanggapi satu hal yang tidak mampu
kita sikapi di dalam hidup ini.
Komentar
Posting Komentar