Langsung ke konten utama

Meninggalkan yang Mengikat

Gambar: satuharapan.com

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. (Mrk. 1:17-18)

Renungan:
Teman-teman terkasih, siapa yang tidak kenal dengan seorang tokoh dengan nama Mario Teguh. Beliau terkenal dengan sapaannya, “Salam Super”. Beliau adalah seorang motivator yang dikenal melalui acara yang berjudul “Mario Teguh Golden Ways.” Di dalam acara tersebut beliau menyampaikan begitu banyak solusi dari begitu banyak masalah yang ada di dalam kehidupan manusia. Sehingga, ada begitu banyak orang yang mengikutinya.

Yesus hari ini berjalan di pinggir danau Galilea. Di sana Yesus bertemu dengan Simon dan Andreas, saudara Simon. Yesus mengajak mereka dan menjanjikan mereka menjadi penjala manusia. Keduanya pun mengikuti Yesus. Demikian pula dengan Yakobus dan Yohanes. Mereka pun langsung meninggalkan ayahnya. Ada dua hal berbeda yang ditinggalkan oleh keempat orang ini, namun keduanya menunjukkan dua hal yang berharga. Simon dan Andreas meninggalkan jala. Jala adalah benda yang paling berharga bagi seorang nelayan. Sedangkan, Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayahnya. Ayah adalah juga sosok yang penting bagi kita di dalam hidup.

Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, jika seseorang telah mengagumi seseorang dalam hidupnya, maka ia pun berani meninggalkan segalanya. Demikian juga kita, ketika kita sudah mengagumi dan memilih Yesus sebagai pedoman hidup, maka sudah seharusnya kita pun meninggalkan segala hal yang mengikat di dalam hidup kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha