Langsung ke konten utama

Kenapa perlu Move On?

Gambar : wikipedia.com
Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. (Mrk. 1:38-39)

Renungan:Teman-teman terkasih, dahulu ada ungkapan yang sangat terkenal jika cinta telah ditolak yakni cinta ditolak maka dukun bertindak. Namun, ungkapan itu lama kelamaan tidak lagi berlaku. Jika ada seseorang yang sedang bermasalah pada percintaan. Apalagi yang pernah ditolak atau diputuskan, ungkapan yang terkenal ialah “move on dong.” Maksud ungkapan itu ialah mengajak orang tersebut untuk melupakan apa yang terjadi dan menjalani hidup seperti semula.

Yesus hari ini masih berada di Kapernaum. Berbeda di Injil sebelumnya yang mengabarkan bahwa Ia membuat mukjizat kepada orang yang kerasukan roh jahat. Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk mendengarkan bagaimana Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus. Lalu, setelah berdoa, Yesus meninggalkan Kapernaum. Mengapa Yesus meninggalkan Kapernaum? Pada Injil hari ini Yesus menegaskan kembali bahwa kedatangan-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah dan bukan sekedar menyembuhkan atau membuat mukjizat saja.

Teman-teman terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, terkadang dalam hidup ini kita diikat oleh hal-hal yang terkadang membuat kita sulit maju. Misalnya, pertemanan yang hanya berkutat pada seputar hal-hal yang kurang berguna atau rasa perasaan yang menjebak kita sehingga sulit maju dan mengembangkan diri. Yesus mengajak kita hari ini untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan atau pandangan yang cenderung tidak membuat diri kita menjadi berkembang dan memenuhi panggilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga...

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen...

Akal Budi adalah Sarana Manusia

Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. (Rm. 7:25) Renungan Di dalam hidup ini kita selalu harus berhadapan dengan dua hal yang berlawanan. Mulai dengan berhadapan antara kebutuhan dan keinginan. Atau mungkin kita seringkali berhadapan dengan ya atau tidak. Atau bisa juga saat kita ingin pergi ke gereja, pergi atau tidak ya? Dalam keadaan dan kondisi seperti itu, apa yang harus kita perbuat? Demikian halnya juga yang diungkapkan St. Paulus melalui tulisannya kepada jemaat di Roma. Santo Paulus mengingatkan bahwa di dalam tubuh kita yang satu ini ternyata ada dua unsur yang saling berlawanan. Unsur yang pertama lebih kepada memilih melayani hukum Allah. Sedangkan unsur yang lainnya ialah hukum dosa. Untuk mengatasi perdebatan yang terjadi dalam dua unsur tubuh manusia itu, maka dipilihlah akal budi sebagai anugerah yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan lainnya. K...