Langsung ke konten utama

Bisa Maju dengan Iri Hati?

Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (Mat 20:15)

Renungan:
Teman-teman yang terkasih. Pada tanggal 16 Agustus 2021, Presiden Indonesia Bp. Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2021 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan. Di dalam pidato kenegaraan itu, Bapak Presiden menyampaikan gambaran situasi dan kondisi serta progress yang telah dilakukan oleh pemerintah selama ini. Pada akhir pidato, Bapak Presiden menyampaikan, “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia yang penuh disrupsi. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai jika kita semua bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan. Kita harus tangguh dalam menghadapi pandemi dan berbagai ujian yang akan kita hadapi dan kita harus terus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa. (https://tirto.id/giEn, ditelusuri 17/08/2021)

Yesus hari ini menyampaikan ajaran-Nya mengenai Kerajaan Sorga. Ia menggambarkan-Nya seperti para pekerja yang ada di kebun anggur. Pekerja itu ada empat golongan. Golongan pertama, mereka direkrut dengan upah sedinar sehari. Golongan kedua direkrutnya pada pukul sembilan. Golongan ketiga direkrut pada pukul dua belas dan tiga. Golongan terakhir adalah golongan yang direkrutnya pukul lima. Jika menurut pikiran kita, maka yang akan mendapatkan upah paling besar adalah yang bekerja paling lama. Ketika tiba pemberian upah, maka terjadi permasalahan. Golongan pertama memprotes jumlah yang diberikan. Menurut mereka itu tidak sesuai dengan durasi bekerja. Namun, itu ditepis oleh Sang Pemilik kebun. Dasarnya ialah persetujuan di awal. Di mana mereka dibayar satu dinar dalam sehari. Lalu, kenapa ini menjadi masalah? Dasarnya ialah iri hati. Ketika mereka melihat pekerja lain dan membandingkannya, maka itu menurut mereka tidaklah adil.

Teman-teman. Indonesia yang Tangguh dan tumbuh tidak akan tercapai. Jika di dalam diri kita masih memiliki rasa iri. Tidak jauh-jauh, di dalam kehidupan keluarga saja terkadang rasa iri ini mengganggu. Ketika anak yang lebih muda diberikan sepatu baru, maka akan timbul rasa iri di dalam diri anak yang lebih tua. Bahkan di dalam peristiwa-peristiwa lain yang terjadi di dalam keluarga. Menjadi Indonesia yang tangguh dan tumbuh dapat kita mulai dengan mengolah rasa iri menjadi rasa berterima kasih. Seperti ungkapan Paus Fransiskus, ““Hati yang iri hati adalah hati yang pahit. Itu adalah hati yang tidak pernah bahagia. Itu adalah hati yang mengganggu masyarakat. Ketika kita iri hati, kita harus mengatakan kepada Tuhan: ‘Terima kasih, Tuhan, karena engkau telah memberikan ini kepada orang itu. Rasa terima kasih itu penting dan ada di atas segalanya. Kita kadang-kadang “menahan diri” untuk mengatakan “terima kasih” karena adanya iri hati.”( https://stpaulus.id, ditelusuri 17/08/2021). Maka marilah kita membangun Indonesia yang tangguh dan tumbuh mulai dari diri sendiri dengan mengolah rasa iri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Belajar Kerjasama dari Harun dan Hur

"Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang." (Kel 17:10-13). Renungan: Kata kerjasama nampaknya bukanlah kata asing yang jarang sekali kita dengar. Kata tersebut sering kita dengar atau pergunakan dalam rutinitas sehari-hari. Namun, pertanyaannya ialah apakah kita sudah memahami dengan baik makna dari kerjasama itu sendiri? Harun dan Hur melalui bacaan hendak memberikan makna baru di dala...

Doa untuk Pekerja (Bahasa Inggris)

O St. Joseph,Patron of the Church! You, who side by side with the Word made flesh, worked each day to earn your bread, drawing from Him the strength to live and to toil; you who experienced the anxiety for the morrow, the bitterness of poverty, the uncertainty of work: you who today give the shining example, humble in the eyes of men but most exalted in the sight of God: protect workers in their hard daily lives, defending them from discouragement, from negative revolt, and from pleasure-loving temptations; and keep peace in the world, that peace which alone can ensure the development of peoples Amen. Didoakan oleh Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum di Aula Paus Paulus VI, Vatikan 12 Januari 2022 Paus Paulus VI Dikutip dari : https://www.catholicnewsagency.com/