Langsung ke konten utama

Belajar dari Kitab Suci

Gambar: kaj.or.id
Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia." (Mrk. 7:6-8)

Renungan: Teman-teman, kita seringkali bertemu dengan begitu banyak orang di dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu di keluarga, masyarakat atau pun di kantor. Bicara mengenai karakter pun juga ada yang punya begitu banyak karakter. Ada yang bossi, pemimpin dan lainnya. Ada yang jago sekali dalam berbicara tetapi nol dalam pelaksanaan. Istilah lainnya ialah OMDO (Omong Doang).

Tuhan Yesus hari ini mengkritik ahli Taurat dan kaum Farisi yang mengkritik perbuatan murid-Nya. Mengapa? Karena kedua ahli ini melihat bahwa murid-murid Tuhan Yesus makan menggunakan tangan najis. Seperti apa tangan najis itu? Tidak mencuci tangannya terlebih dahulu. Itulah kenapa dinyatakan sebagai najis. Hal itu dikritisi oleh ahli taurat dan farisi mengapa? Targetnya ialah membuat image tentang Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya menjadi buruk. Karena itu yang ingin mereka lakukan, maka Tuhan Yesus pun mengetahui dan mengkritisinya. Oleh sebab itu, dikatakan mereka bisa mengajak tetapi mereka sendiri tidak bisa melakukan.

Kita seringkali masuk ke dalam kategori OMDO karena seringkali kita hanya mampu berbicara tetapi tidak mampu melakukan. Lalu, bagaimana agar kita mampu melaksanakannya? Belajar adalah kuncinya. Belajar dari mana? Bulan september ini adalah bulan kitab suci. Oleh sebab itu, kita dapat semakin mendekatkan diri dan semakin mengenal Allah sehingga kita pun tidak hanya menjadi OMDO melainkan menjadi pribadi yang makin diberkati baik perkataan maupun perbuatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.