Langsung ke konten utama

Membaca Kitab Suci dan Melaksanakannya

Gambar: http://manado.tribunnews.com
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk. 11:28)
Renungan: 

Bapak, ibu dan teman-teman terkasih, di bulan September yang lalu kita sudah menjalankan Bulan Kitab Suci Nasional. Apa tujuan dari diadakannya Bulan Kitab Suci Nasional? Tujuannya ialah agar umat semakin rajin membaca dan menjalankan apa yang diajarkan oleh Kitab Suci. Di samping itu juga agar kita semakin mampu untuk mencintai kitab suci sebagai pedoman kehidupan umat kristen.

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus membalas ungkapan dari seorang ibu yang menyatakan bahwa "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tuhan Yesus membalas ungkapan ibu tersebut dengan menyatakan yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Tuhan Yesus ingin agar kita rajin untuk membaca, memahami dan melaksanakan apa yang diajarkan oleh Kitab Suci.

Kita terkadang mengaku bahwa kita mengenal Yesus. Yesus yang seperti apa? Yesus yang seperti dikatakan dalam khotbah setiap hari minggu. Namun, ketika masuk hari Senin, Tuhan Yesus pun hilang. Kemana? Tertutup oleh begitu banyaknya rutinitas dan permasalahan dalam pekerjaan. Sehingga, kita pun menjadi kering dalam menghadapi permasalahan. Yang ada hanyalah pemahaman yang hanya kita peroleh selama misa. Padahal, di dalam Kitab Suci ada begitu banyak hal yang dapat kita peroleh selain masalah yang mungkin hanya kita sukai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha