Langsung ke konten utama

Kembali ke Tujuan

Gambar : https://unsplash.com

Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan ; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi, dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata : “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. (Mrk 1:29-39)

Renungan:

Teman-teman yang terkasih. Apa yang membuat seseorang bertahan dalam menjalankan hidup? Satu hal yakni tujuan hidup. Ketika seseorang sudah menemukan tujuan hidupnya, maka itu akan diperjuangkannya. Tujuan hidup itulah yang menjadi alasan bagaimana ia siap menerima demikian banyak kejutan dalam hidupnya. Tujuan hidup itu pula yang menjadi alasan bagaimana seseorang siap menghadapi rintangan atau cobaan yang bertubi-tubi.

Hari ini Yesus mengajak para murid-Nya untuk pergi meninggalkan Kapernaum. Mengapa Yesus melakukan hal itu? Bukankah di Kapernaum Yesus justru sudah dikenal dan menyembuhkan banyak orang? Bahkan ketika Yesus pergi ke tempat sunyi pun masih ada banyak orang yang mencari-Nya? Bukankah itu menguntungkan bagi Yesus dan para murid-Nya?

Jawabannya “tidak”. Di Kapernaum Yesus memang menjadi terkenal. Di kota ini, Yesus dicari oleh banyak orang. Namun, kenyataannya di Kapernaum ini sendiri Yesus lebih dikenal sebagai tabib atau penyembuh. Di kota ini Yesus memiliki tujuan untuk mewartakan pertobatan. Namun, yang terjadi justru Yesus lebih dikenal sebagai seorang tabib atau penyembuh. Inilah yang menjadi alasan mengapa Yesus ingin keluar dari kota Kapernaum. Yesus tidak mau tujuan utama-Nya sirna oleh karena karya mukjizat saja. Tujuan utama Yesus di dunia ini adalah untuk mewartakan Kerajaan Allah. Untuk menerima Kerajaan Allah itu sendiri membutuhkan pertobatan bukan justru Yesus lebih dikenal sebagai seorang dukun. Yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan mengusir setan.

Teman-teman yang terkasih. Seringkali di dalam hidup ini tujuan yang sudah kita canangkan di dalam hati menjadi kehilangan arah. Mengapa demikian? Karena ada hal yang membuat kita melupakan tujuan tersebut. Salah satunya adalah keinginan. Keinginan itu terkadang menjebak kita. Jika saja Yesus ingin menjadi populer pada saat itu. Mungkin Yesus akan tetap berada di Kapernaum. Namun pertobatan tentu tidak akan pernah terjadi. Namun, Yesus dengan berdoa kepada Bapa semakin memperjelas tujuan hidup-Nya yakni memberitakan Injil. Demikian juga kita, harus tetap fokus dalam mewujudkan tujuan hidup yang saat ini tengah kita usahakan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha