Gambar:suarawajarfm.com |
Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Mrk 1:7-11)
Renungan:
Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Apa jadinya ketika kita bertemu dengan sosok yang sudah kita kenal dan memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam bidangnya? Kita tentu akan segan untuk mengambil alih tugas yang sudah diserahkan kepadanya. Kita juga akan memberikan penghargaan kepadanya untuk menjalankan tugas yang telah diserahkan kepadanya.
Hari ini bertemulah dua tokoh besar dalam Perjanjian Baru, yakni Yesus dan Yohanes. Yohanes memang dikenal lebih dulu. Ia datang untuk memberikan kabar pertobatan kepada semua orang. Ajarannya ialah meminta semua orang untuk kembali kepada Allah. Yesus datang kepadanya untuk dibaptis. Diawal perjumpaan, Yohanes sudah menyatakan kerendahan hatinya kepada sosok yang besar dan hebat itu. Namun, Yesus juga menunjukkan kerendahan hati-Nya dengan menerimakan baptis yang diberikan oleh Yohanes.
Kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Yohanes pun bukan sembarang kerendahan hati. Kerendahan hati itu ditunjukkan oleh legitimasi turunnya Roh dalam bentuk burung merpati. Dilanjutkan dengan legitimasi melalui suara yang keluar dari sorga. Di sinilah pembuktian bahwa sosok yang dibaptis oleh Yohanes bukanlah sosok biasa. Ia adalah sosok yang istimewa dan memang harus dihormati oleh dirinya.
Teman-teman yang terkasih. Di dalam hidup
terkadang kita sulit untuk menghargai orang yang memiliki kemampuan lebih. Dampaknya,
kita menutup diri dan berusaha mati-matian untuk memiliki kemampuan melebihkan
dirinya sendiri. Belajar untuk melebihi itu baik. Namun, terkadang keinginan
itu malah justru menimbulkan kesombongan dalam diri. Sehingga, kita pun semakin
jauh dari semangat rendah hati yang sudah diajarkan oleh Yohanes dan Yesus. Maka,
marilah kita di dalam segala kemampuan diri kita untuk selalu menjaga sikap
rendah hati dan menghormati sesama.
Komentar
Posting Komentar