Langsung ke konten utama

Membantu atau Menghambat?

Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?: (Mrk 2:8-10)

Renungan:
Teman-teman yang baik. Di dalam setiap permasalahan seseorang akan selalu menimbulkan dua kubu. Ada pribadi yang memiliki jiwa sosial. Ketika mereka mendengar seorang teman mengalami masalah. Maka mereka segera membantu. Ada juga pribadi yang cenderung memiliki pertimbangan lain. Terkadang pertimbangan tersebut cenderung menghambat dan bahkan tidak membantu sama sekali.

Hari ini Yesus berada di Kapernaum. Ketika Ia sedang memberitakan firman kepada orang banyak. Ada empat orang membawa orang lumpuh. Mereka ingin membawa orang lumpuh itu kepada Yesus untuk disembuhkan. Namun, mereka memiliki rintangan. Rintangan itu ialah kerumunan orang banyak. Itu membuat mereka tidak mungkin melewatinya. Lalu, apakah mereka menyerah? Tidak. Mereka tetap membawa orang lumpuh kepada Yesus dengan cara membuka atap.

Ketika orang lumpuh itu tiba. Yesus kagum dengan perjuangan iman mereka. Mereka diberikan pengampunan. Namun, hal itu ditanggapi berbeda oleh beberapa Ahli Taurat. Mereka menilai bahwa perkataan itu menghujat Allah. Menurut mereka pengampunan adalah milik Allah.

Teman-teman yang terkasih. Demikianlah hidup. Di dalam setiap permasalahan yang dialami oleh diri kita sendiri dan orang lain. Akan selalu menghadirkan dua orang yang memiliki tanggapan berbeda. Di satu pihak akan membantu atau cenderung menghambat. Kita diajak oleh Yesus untuk menjadi pribadi yang mau untuk ringan tangan alias mudah memberikan bantuan. Karena dengan cara demikian juga kita dapat membawa Kerajaan Allah kepada orang-orang yang membutuhkan-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.