Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Peringatan akan Kerajaan Allah

Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." (Luk. 21:8-9) Renungan: Waspada adalah kata yang seringkali dipergunakan untuk memberikan peringatan akan potensi bahaya. Sering kali kita mendengar kata ini di dalam kehidupan kita. Entah itu waspada kalau terlambat. Atau dengan bahasa yang lebih halus menggunakan kata, “hati-hati.” Hati-hati pulangnya, kata yang juga sering dipergunakan untuk menggambarkan peringatan bagi orang-orang yang menerimanya. Untuk itu, kita yang menerimanya juga harus hati-hati. Karena dengan berhati-hati itu kita menjadi lebih waspada akan bahaya yang mungkin akan kita hadapi. Tuhan Yesus memberikan kata hati-hati atau

Iman yang Menyembuhkan

" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (Luk. 18:42) Renungan: Orang yang buta tentu tidak bisa melihat. Apalagi melihat wajah atau pun perbuatan yang dilakukan oleh orang sekitarnya. Orang yang buta cenderung akan menggunakan indera lainnya untuk mengetahui keberadaan dan dengan siapa ia berbicara. Jika orang buta berbicara, maka yang ia ketahui ia berbicara dengan seseorang. Mengenai wajah dan tindakannya, ia tidak tahu sama sekali. Hari ini, kita diajak untuk belajar dari orang buta yang ditemui oleh Tuhan Yesus dalam perjalanan-Nya menuju kota Yerikho. Di sana orang buta tersebut tidak mengetahui seperti apa sosok Tuhan Yesus dan bagaimana juga sikap dan tindakan-Nya. Yang ia ketahui hanya satu hal, ia ingin sembuh dan ia percayakan itu pada mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Kita seringkali merasa takut dalam melewati masa-masa sulit. Entah itu di dalam kehidupan se

Bersyukur atas Segala yang Dimiliki

Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" (Luk. 17:17-18) Renungan: Di dalam kehidupan ini kita sering mengalami masa di mana masa sulit. Suatu saat, kita bisa saja kehilangan uang. Atau suatu saat juga kita bisa saja kehilangan teman. Bisa juga mungkin kehilangan barang yang kita sayangi. Atau mungkin di keluarga kita mengalami kesulitan dalam hal makanan. Atau bisa juga kita mengalami masa-masa sulit lainnya yang membawa kita pusing sekali. Pada masa itu, kita seringkali membawanya di dalam doa. Namun, setelah itu sudah…kita lupa akan masa sulit tersebut. Lalu, berulang kembali dan begitu terus selanjutnya. Pada hari ini, Tuhan Yesus mengajak kita untuk belajar dari salah seorang penderita kusta. Orang tersebut berasal dari Samaria. Samaria adalah suku yang menurut penduduk Yahudi sa

Rendah Hati karena Tuhan Hadir dalam setiap Karya

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Luk. 17:10) Renungan: Apa yang akan kita perbuat setelah melakukan sesuatu pekerjaan? Terkadang kita mengucap syukur atas keberhasilan yang telah kita perbuat. Ada pula yang menyatakan bahwa keberhasilan itu bisa dicapai karena dirinya. Ada pula yang bilang bahwa keberhasilan itu bisa dicapai karena perjuangan keras dari masing-masing anggota tim. Tuhan Yesus hari ini mengajarkan kepada kita suatu sikap rendah hati. “Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” Demikianlah Tuhan Yesus hendak menanamkan kepada setiap orang bahwa ketika sesuatu pekerjaan berhasil itu semua lantaran pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang sudah semestinya dijalankan. Mengapa demikian? karena di dalam setiap pekerjaan kita, Tuhan juga turut terlibat. Di dalam setiap p

Teguran adalah Kasih

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." (Luk. 17:3-4) Renungan: Kita sering melihat orang tua, kakak atau adik, teman atau sahabat berbuat salah. Tetapi, mereka tidak menganggap bahwa perbuatan itu adalah salah. Lalu, kita yang melihat bahwa perbuatan itu salah hanya diam. Karena kita menganggap bahwa itu urusan dia dengan Tuhan. Mereka pun semakin lama semakin sering berbuat salah dan bahkan ketika ditegur, mereka menjawab lebih galak dan lebih keras dari kita yang menegurnya. Tuhan Yesus hari ini mengingatkan pada kita bahwa jika ada saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Mengapa harus ditegur? Karena jika hanya menganggap bahwa itu adalah urusan Tuhan, maka kita membuat kesalahan. Yang pasti dari seluruh kisah Kitab Suci, baik itu Perjanjian Lam

Lebih Cerdik dari Anak-anak Dunia

Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. (Luk. 16:8) Renungan: Bagaimana rasanya jika hutang kita yang banyak secara tiba-tiba dipotong menjadi lebih sedikit? Menyenangkan bukan? Sudah pasti karena dengan pengurangan hutang yang ada berarti kita bisa membayar hutang tersebut lebih cepat lagi. Di lain pihak dengan pengurangan hutang yang terjadi berarti kita dapat mengutang untuk keperluan yang lain. Berbeda halnya dengan perumpamaan yang terjadi pada hari ini. Hari ini kita diajak untuk bertemu dengan sosok bendahara yang cerdik. Di mana bendahara di dalam perumpamaan mampu menggunakan kesempatan yang ada untuk mengubah seluruh hutang yang ada. Dari semula berhutang seratus gandum bisa dipotong menjadi delapan puluh gandum. Melihat hal itu tuannya pun memuji si bendahara. Kita hidup di dunia ini bertemu dengan begitu banyak tantang

Cinta Uang atau Cinta kepada Allah?

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." (Yoh. 2:16) Renungan: Mendengar atau membaca kutipan ayat ini terbesit tanya dalam diri kita. Ternyata Tuhan Yesus galak juga ya. Atau juga bertanya dalam dirinya terbesit tanya, mengapa Tuhan Yesus justru melarang orang berjualan? Atau ada juga yang bertanya, mengapa Tuhan Yesus sedemikian marahnya saat melihat begitu banyak pedagang dalam Bait Allah. Padahal Tuhan Yesus kan Tuhan, mengapa harus marah? Tuhan Yesus marah karena Bait Allah yang semula sebagai tempat beribadat beralih fungsi menjadi pasar. Di mana di dalam pasar itu ada kepentingan yakni mencari keuntungan. Misalnya ada yang menyediakan jasa penukaran uang tetapi ternyata penukaran itu dipergunakan juga untuk mencari keuntungan. Hal inilah yang ditentang oleh Tuhan Yesus kepada para pedagang di Bait Allah. Kita sering juga mencari keuntungan. Pencarian seperti itu menggant

Melepaskan

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14:33) Renungan: Ada seorang siswa yang memiliki keinginan menjadi pintar dan bisa mengalahkan peringkat salah seorang temannya. Ia pun mulai berusaha dengan keras. Ia pergi ke tempat les. Ia belajar dengan guru mata pelajaran matematika, kimia, biologi dan fisika. Sampai pada hari keenam dia menjalani aktifitas tersebut, siswa tersebut tidak sanggup. Akhirnya ia memutuskan menjadi seorang siswa yang memiliki prestasi yang biasa-biasa saja. Tuhan Yesus pada hari ini mengajak kita untuk lepas. Lepas dari apa? Lepas dari keterikatan terhadap seluruh milik kita. Milik kita itu bukan saja uang, sepda motor atau pun baju. Milik kita itu juga adalah yang ada di dalam hati. Jika kita suka sekali menonton TV, maka Tuhan Yesus meminta kepada kita untuk lepas dari ketergantungan terhadap menonton TV. Itulah yang disebut dengan l

Lebih Rendah Hati untuk Menerima Undangan Tuhan

Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku." (Luk. 14:23-24) Renungan: Apa yang akan kita lakukan jika mendapatkan undangan ulang tahun? Ada yang senang karena bisa berangkat bersama teman-teman. Sesampainya di tempat itu bisa bersenang-senang bersama teman-teman. Ada juga yang tidak senang karena memang tipenya tidak suka menghadiri acara-acara yang ramai. Ada juga yang tidak hadir dikarenakan sudah memiliki acara pribadinya masing-masing. Hari ini kita semua mendapat undangan untuk menghadiri pernikahan dari perumpamaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Namun, sayang undangan itu hanya dihadiri oleh orang miskin, cacat dan lumpuh. Mengapa demikian? Karena tiga orang yang telah diundang yang sebelumnya meminta maaf untuk tidak hadir. Orang per

Belajar Lebih Tulus dan Ikhlas dalam Kebaikan

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (Luk. 14:13-14)  Renungan: Belajar ketulusan kepada orang lain itu memang bisa dikatakan gampang-gampang susah. Maksudnya gampang-gampang susah ialah gampang berbicara tetapi sulit untuk dilakukan. Apalagi jika kita harus memberi sesuatu kepada orang lain tanpa berharap kembali. Karena zaman sekarang hal itu jarang sekali bisa kita temui. Justru di sanalah salah satu ciri khas dari ajaran Kristiani. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita hari ini untuk memberi kepada orang yang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Mengapa demikian? Dari sana kita diminta oleh Tuhan untuk selalu memberi tanpa memikirkan apakah yang kita berikan itu akan dikembalikan. Karena dengan cara

Pelayan Kerajaan Allah yang Utuh

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Mat. 23:11-12) Renungan: Pelayan adalah sosok pribadi yang berjiwa melayani. Sosok seperti ini sangat mudah kita temui. Saat kita berkunjung dalam sebuah toko handphone. Pasti kita bertemu dengan pelayan atau sales dari toko tersebut. Dengan beragam cara ia memberikan pelayanan hingga pembeli mau membelinya. Namun ada juga pelayan toko yang tidak berbuat apa-apa, tokonya pun sepi. Berbeda dengan pelayan yang ada di toko. Yesus hari ini meminta kita untuk menjadi kita menjadi pelayan. Menjadi pelayan yang sungguh-sungguh tulus. Karena jika kita belajar dari para ahli Taurat yang sempat disinggung, mereka bukan menjadi pelayan namun ingin dilayani. Mereka ingin menjadi pemimpin yang terpandang dan bukan menjadi seorang pelayan. Padahal menurut Yesus, jika ingin menjadi tinggi, maka ia harus menjadi pribadi yan

Belajar untuk Rendah Hati

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Luk. 14:11)" Renungan: Di dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan orang cenderung tinggi hati. Mereka seringkali menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain. Bahkan, mereka cenderung menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya. Terkadang kita pun juga demikian. Karena tergoda ingin merasa dihormati, maka terkadang kita juga cenderung bersikap demikian. Mencoba berusaha sendiri seakan-akan orang lain tidak bisa melakukannya. Yesus hari ini memberi pesan kepada kita, “barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Mengapa demikian? karena dengan merendahkan diri, kita akan lebih cenderung dihormati ketimbang dengan orang yang banyak bicara dan sepertinya ingin sekali dihormati. Allah pun justru memandang orang yang merendahkan dirinya dibandingkan orang yang meninggikan dirinya. Cherie

Doakanlah Mereka yang Sudah Tiada

Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh. 6:39-40) Renungan: Hari ini menurut kalender liturgi gereja katolik kita mengenang arwah semua orang beriman. Kita mengenang mereka yang pernah sangat kita cintai dan sayangi. Menurut iman gereja katolik, saat ini mereka masih berada di dalam api penyucian (purgatorium). Di sana mereka menurut gereja katolik memurnikan diri dari seluruh kesalahan yang pernah diperbuat semasa hidupnya. Tuhan Yesus melalui kutipan ayat dari Injil Yohanes hari ini mengajak kita melihat bagaimana berharganya kita. Meski sudah meninggal pun masih diberikan tempat bagi-Nya di dalam kehidupan kekal. Itu dilakukan oleh Tuhan Yesus semata-mata