Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Mat. 23:11-12)
Renungan:Pelayan adalah sosok pribadi yang berjiwa melayani. Sosok seperti ini sangat mudah kita temui. Saat kita berkunjung dalam sebuah toko handphone. Pasti kita bertemu dengan pelayan atau sales dari toko tersebut. Dengan beragam cara ia memberikan pelayanan hingga pembeli mau membelinya. Namun ada juga pelayan toko yang tidak berbuat apa-apa, tokonya pun sepi.
Berbeda dengan pelayan yang ada di toko. Yesus hari ini meminta kita untuk menjadi kita menjadi pelayan. Menjadi pelayan yang sungguh-sungguh tulus. Karena jika kita belajar dari para ahli Taurat yang sempat disinggung, mereka bukan menjadi pelayan namun ingin dilayani. Mereka ingin menjadi pemimpin yang terpandang dan bukan menjadi seorang pelayan. Padahal menurut Yesus, jika ingin menjadi tinggi, maka ia harus menjadi pribadi yang tidak dipandang.
Kita terkadang menjadi sosok penjual handphone. Melayani dengan baik namun memiliki motif di belakangnya. Itulah semangat yang berlawanan dengan semangat yang ditekankan oleh Yesus. Kita harus tetap rendah hati dan mau melakukan apa pun yang ditekankan baik bagi pribadi kita. Sehingga kita pun dapat menjadi seorang pelayan untuk Kerajaan Allah yang utuh.
Renungan:Pelayan adalah sosok pribadi yang berjiwa melayani. Sosok seperti ini sangat mudah kita temui. Saat kita berkunjung dalam sebuah toko handphone. Pasti kita bertemu dengan pelayan atau sales dari toko tersebut. Dengan beragam cara ia memberikan pelayanan hingga pembeli mau membelinya. Namun ada juga pelayan toko yang tidak berbuat apa-apa, tokonya pun sepi.
Berbeda dengan pelayan yang ada di toko. Yesus hari ini meminta kita untuk menjadi kita menjadi pelayan. Menjadi pelayan yang sungguh-sungguh tulus. Karena jika kita belajar dari para ahli Taurat yang sempat disinggung, mereka bukan menjadi pelayan namun ingin dilayani. Mereka ingin menjadi pemimpin yang terpandang dan bukan menjadi seorang pelayan. Padahal menurut Yesus, jika ingin menjadi tinggi, maka ia harus menjadi pribadi yang tidak dipandang.
Kita terkadang menjadi sosok penjual handphone. Melayani dengan baik namun memiliki motif di belakangnya. Itulah semangat yang berlawanan dengan semangat yang ditekankan oleh Yesus. Kita harus tetap rendah hati dan mau melakukan apa pun yang ditekankan baik bagi pribadi kita. Sehingga kita pun dapat menjadi seorang pelayan untuk Kerajaan Allah yang utuh.
Komentar
Posting Komentar