Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. (Luk 14:33)
Renungan:
Ada seorang siswa yang memiliki keinginan menjadi pintar dan bisa mengalahkan peringkat salah seorang temannya. Ia pun mulai berusaha dengan keras. Ia pergi ke tempat les. Ia belajar dengan guru mata pelajaran matematika, kimia, biologi dan fisika. Sampai pada hari keenam dia menjalani aktifitas tersebut, siswa tersebut tidak sanggup. Akhirnya ia memutuskan menjadi seorang siswa yang memiliki prestasi yang biasa-biasa saja.
Tuhan Yesus pada hari ini mengajak kita untuk lepas. Lepas dari apa? Lepas dari keterikatan terhadap seluruh milik kita. Milik kita itu bukan saja uang, sepda motor atau pun baju. Milik kita itu juga adalah yang ada di dalam hati. Jika kita suka sekali menonton TV, maka Tuhan Yesus meminta kepada kita untuk lepas dari ketergantungan terhadap menonton TV. Itulah yang disebut dengan lepas. Tidak terikat dengan apa pun dan mampu menjalankan hidup bersama-sama dengan Tuhan.
Kita sering bersikap seperti siswa tadi. Ingin dapat mengembangkan diri tetapi tidak mau mengalami tekanan-tekanan ke dalam diri kita. Kita hanya mau untuk mendapatkan hasilnya tanpa melihat dan merasakan proses yang telah dilalui. Padahal, Tuhan Yesus sudah mengatakan kepada kita untuk melepaskan. Melepaskan apa yang kita khawatirkan dan inginkan.
Renungan:
Ada seorang siswa yang memiliki keinginan menjadi pintar dan bisa mengalahkan peringkat salah seorang temannya. Ia pun mulai berusaha dengan keras. Ia pergi ke tempat les. Ia belajar dengan guru mata pelajaran matematika, kimia, biologi dan fisika. Sampai pada hari keenam dia menjalani aktifitas tersebut, siswa tersebut tidak sanggup. Akhirnya ia memutuskan menjadi seorang siswa yang memiliki prestasi yang biasa-biasa saja.
Tuhan Yesus pada hari ini mengajak kita untuk lepas. Lepas dari apa? Lepas dari keterikatan terhadap seluruh milik kita. Milik kita itu bukan saja uang, sepda motor atau pun baju. Milik kita itu juga adalah yang ada di dalam hati. Jika kita suka sekali menonton TV, maka Tuhan Yesus meminta kepada kita untuk lepas dari ketergantungan terhadap menonton TV. Itulah yang disebut dengan lepas. Tidak terikat dengan apa pun dan mampu menjalankan hidup bersama-sama dengan Tuhan.
Kita sering bersikap seperti siswa tadi. Ingin dapat mengembangkan diri tetapi tidak mau mengalami tekanan-tekanan ke dalam diri kita. Kita hanya mau untuk mendapatkan hasilnya tanpa melihat dan merasakan proses yang telah dilalui. Padahal, Tuhan Yesus sudah mengatakan kepada kita untuk melepaskan. Melepaskan apa yang kita khawatirkan dan inginkan.
Komentar
Posting Komentar