Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Bagi Manusia Duniawi itu Bodoh, tetapi apakah bagi Manusia Rohani itu Bodoh?

Gambar:  https://www.ucg.org/ T etapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. (1Kor 2:14-15) Renungan: Teman-teman, suatu sore saya pernah berbincang-bincang dengan seorang teman. Teman saya ini bagi orang yang tidak mengenalnya adalah aneh. Mengapa demikian? Karena ia senantiasa mengumpulkan botol bekas di mana pun ia berdiri dan duduk. Ia bukan seorang pemulung. Jika diukur dari pekerjaan, teman saya ini memiliki sebuah bengkel terkenal di dekat daerah tempat tinggalnya. Namun, ia memang mengumpulkan botol agar dapat membuangnya ke tempat sampah. Karena baginya ada begitu banyak orang yang tidak bisa membuang sampah pada tempatnya. Hari ini kita bertemu dengan Paulus melalui suratnya kepada Jemaat di Korintus. Di

Yang Bodoh bagi Manusia Bukanlah Bodoh bagi Allah

  Gambar :  https://mommiesdaily.com B aik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. (1Kor 2:4-5) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita sering mengalami teman-teman kita berbicara kepada orang lain atau pun kita. Seringkali kita mendengar perkataan atau pernyataannya sangat berbeda atau pun sama dari dulu hingga saat ini. Ada pula ketika ia memberikan nasihat kepada kita. Ketika yang memberikan nasihat kepada kita adalah orang yang baik, maka kita bergegas menerapkannya. Namun, ketika yang memberikan nasihat adalah orang yang kacau dan berantakan, maka pertimbangan hingga keengganan untuk melaksanakan pun menjadi solusi terakhir. Paulus dalam 1 Kor 2:1-5 digambarkan memberikan penegasan kepada Jemaat di Korintus bahwa apa yang dinyatakannnya adalah berdasarkan hikmat Allah. Ia membedakan karena pernyat

Mengenal untuk Menjadi yang Sejati

Gambar:  https://lingkunganpauluswonosari.blogspot.com L alu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:51) Renungan: Teman-teman yang terkasih, bicara soal kepura-puraan adalah sering kali sifat yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan. Kita seringkali dipertemukan dengan orang-orang yang melakukan kepura-puraan. Ada yang berpura-pura tahu tetapi kenyataannya tidak tahu. Ada yang berpura-pura tidak tahu tetapi mengetahui. Hari ini Filipus mempertemukan antara Natanael dengan Yesus. Yang menarik di dalam perjumpaan itu ialah ketika Natanael mengatakan, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yoh 1:46). Dari sikap skeptis inilah dapat diketahui bahwa Natanael tidak memiliki sikap kepura-puraan. Yesus pun menyatakan bahwa Natanael sebagai seorang Israel sejati. Sebagai seorang Israel yang sejati, Natanael adalah seorang yang serin

Kasih di Masa Pandemi

  J awab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat 22:37-40) Renungan: Teman-teman yang terkasih, pandemic covid-19 membawa begitu banyak dampak pada kehidupan kita. Ada yang dulu bekerja pada perusahaan terkenal. Ketika pandemic melanda, perusahaan berhenti produksi. Ada juga yang bekerja pada hotel terkenal sebagai koki. Tetapi ketika pandemi melanda, banting stir menjadi penjual makanan melalui aplikasi pesan antar. Ada juga karena terlalu menakuti efek pandemi membuat ia semakin dekat dengan Tuhan dengan rajin berdoa dan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani melalui daring. Yesus hari ini mendapat pertanyaan mengenai hukum yang terutama dalam hukum Taurat dari or

Harapan di Tengah Masa Sulit

L alu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! (Yeh 37:3-4) Renungan: Teman-teman yang terkasih, di dalam hidup ini kita kerap kali menghadapi permasalahan dalam hidup. Terkadang kita merasa kuat menghadapinya. Namun, terkadang kita merasakan putus asa. Seakan-akan jalan keluar sulit ditemukan. Sehingga, putus asa pun datang melanda. Setelah mencoba berjuang, namun tidak juga membuahkan hasil. Dalam situasi tersebut terkadang menimbulkan rasa kehilangan harapan dan putus asa. Yehezkiel hari ini bertemu dengan Allah. Sebagai nabi, Yehezkiel berperan sebagai perpanjangan suara Allah. Di dalam bacaan hari ini, digambarkan bahwa bangsa Israel kehilangan harapan dan putus asa. Rasa itu timbul di tengah kesuli

Apakah Keadilan menurut Allah sama dengan Manusia?

Gambar:  https://mediaindonesia.com/ k atanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (Mat 20:12-13) Renungan: Teman-teman sekalian, terkadang di dalam hidup ini kita dipaksa untuk mengalami suatu momen di mana merasakan ketidakadilan. Misalnya, ketika teman kita mendapat berita menggembirakan diterima di suatu perusahaan besar dan terkenal. Sedangkan kita yang sudah menghabiskan waktu kuliah dengan beban mata kuliah yang tinggi tidak mendapat pekerjaan yang demikian. Ketika kita mengalami peristiwa seperti itu yang ada hanyalah rasa kecewa yang berkutat di dalam pikiran. Sehingga kita sulit menemukan makna kata dari adil itu sendiri. Adil menurut pengertiannya ialah orang yang bebas dari rasa diskriminasi dan ketidakju

Menjadi Gembala di Masa Sulit

Gambar:  https://www.marketingsakti.com/ D emi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya? (Yeh 34:8) Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya? (Yeh 34:8) Renungan: Teman-teman yang terkasih, menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah apalagi dalam menjawab tuntutan di masa pandemic ini. Ada begitu banyak permasalahan yang harus dihadapi. Mulai dari keput

Suatu Permenungan di Hari Kemerdekaan dan Kitab Sirakh

Gambar: finansialku.com H endaklah engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang. (Sir 10:6-8)  Renungan:  Teman-teman yang terkasih, tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang sakral bagi Indonesia. Tanggal di mana dua orang pemuda secara berani memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno dan Hatta, ya kedua tokoh inilah yang memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Setelahnya, mereka jugalah yang mengawali perputaran roda pemerintahan di Indonesia.  Detik berganti menit, demikian juga tahun berganti tahun. Pemerintahan pun sering berganti. Bangsa Indonesia saat ini sedang berada di masa pandemic. Masa yang sulit untuk dijalankan. Tidak hanya bagi masyarakat. Juga di dalam pemerintahan. Di luar sana sudah ada beg

75 Tahun Indonesia Merdeka dan Kewajiban sebagai Warga Negara

Gambar:  https://ministry-to-children.com/ M aka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:20-21). Renungan:  Teman-teman yang terkasih, setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya. Mengingat kembali sedemikian hebatnya perjuangan para pejuang untuk memperoleh kemerdekaan pada saat itu. Mereka rela mengorbankan keringat, darah dan air mata. Kini bentuk perjuangan beralih dari semula memperjuangkan dengan cara berperang menjadi berjuang dengan cara membangun bangsa.  Hari ini Yesus menyikapi pertanyaan orang-orang Farisi yang ingin menjebak-Nya. Yesus ditanyakan mengenai uang pajak. Tetapi Yesus menjawab pertanyaan itu dengan sangat bijaksana. Yesus memberikan garis perbedaan antara Allah dan Kaisar,

Yang Diperbuat Ketika Seseorang Membuat Kesalahan

Gambar:  http://www.towards2020.org “A pabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. (TB Mat 18:15-17) Teman-teman yang terkasih di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari sebuah kesalahan. Bukan hanya kita demikian pun juga orang-orang yang ada di sekitar kita. Entah itu ayah, ibu, kakak atau pun adik. Mereka adalah pribadi-pribadi yang juga tidak luput dari kesalahan. Namun, di dalam menanggapi kesalahan, kita sering mengambil keputusan yang salah. Kita lebih sering menggunakan emosi yang justru membuat kesalahan malah jadi pangkal k