Langsung ke konten utama

75 Tahun Indonesia Merdeka dan Kewajiban sebagai Warga Negara


Gambar: https://ministry-to-children.com/
Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:20-21).

Renungan: 
Teman-teman yang terkasih, setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya. Mengingat kembali sedemikian hebatnya perjuangan para pejuang untuk memperoleh kemerdekaan pada saat itu. Mereka rela mengorbankan keringat, darah dan air mata. Kini bentuk perjuangan beralih dari semula memperjuangkan dengan cara berperang menjadi berjuang dengan cara membangun bangsa. 
Hari ini Yesus menyikapi pertanyaan orang-orang Farisi yang ingin menjebak-Nya. Yesus ditanyakan mengenai uang pajak. Tetapi Yesus menjawab pertanyaan itu dengan sangat bijaksana. Yesus memberikan garis perbedaan antara Allah dan Kaisar, antara agama dan negara. Ketika diwajibkan menunaikan kewajiban terhadap negara, maka tunaikanlah kewajiban tersebut. Demikian juga kewajiban kepada Allah, juga harus ditunaikan.

Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, di tahun 2020 ini Indonesia memasuki usia 75 tahun. Usia yang tidak lagi muda. Ditambah lagi dengan pandemic Covid-19 yang belum juga selesai. Di usia yang sudah semakin tua ini, mari kita semakin meningkatkan semangat berbangsa kita dengan menjalankan kewajiban kepada negara yakni menjalankan Pancasila sebagai dasar negara dan hidup menurut kelima sila yang ada di dalamnya. Semoga pandemic ini pun segera berakhir sehingga kita pun tetap berkarya dan memajukan ekonomi negara tercinta ini. Tuhan memberkati Indonesia. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.