Gambar: https://lingkunganpauluswonosari.blogspot.com |
Renungan:
Teman-teman yang terkasih, bicara soal kepura-puraan adalah sering
kali sifat yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan. Kita seringkali
dipertemukan dengan orang-orang yang melakukan kepura-puraan. Ada yang
berpura-pura tahu tetapi kenyataannya tidak tahu. Ada yang berpura-pura tidak
tahu tetapi mengetahui.
Hari ini Filipus mempertemukan antara Natanael dengan Yesus. Yang
menarik di dalam perjumpaan itu ialah ketika Natanael mengatakan, "Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yoh 1:46). Dari sikap
skeptis inilah dapat diketahui bahwa Natanael tidak memiliki sikap
kepura-puraan. Yesus pun menyatakan bahwa Natanael sebagai seorang Israel
sejati. Sebagai seorang Israel yang sejati, Natanael adalah seorang yang sering
membaca kitab suci. Setelah mengetahui bahwa dirinya telah dikenal saat ia
berada di bawah pohon ara. Maka, Natanael yang semula skeptis berubah menjadi
mempercayai bahwa Yesuslah Mesias.
Natanael ini kelak kita kenal sebagai Bartolomeus. Eusebius,
sejarahwan Gereja dari Kaesarea (260–340), dalam bukunya ‘Historia
Ecclesiastica’, menceritakan bahwa Bartolomeus menjadi pewarta Injil Kristus
dibelahan dunia timur. Santo Hieronimus (340–420), pelanjut karya Eusebius, mengisahkan
bahwa Pantaenus Aleksandria, ketika mewartakan Injil di India pada awal abad
ketiga, menemukan bukti–bukti kuat tentang karya misioner rasul Bartolomeu.
Kepada Pantaenus, orang–orang India menunjukkan satu salinan Injil Mateus yang
ditulis dalam bahasa Ibrani untuk membuktikan bahwa mereka (orang–orang India)
telah diajar oleh Bartolomeus kira–kira satu setengah abad yang lalu.
Hieronimus selanjutnya menjelaskan bahwa Pantaenus kemudian membawa salinan
Injil Mateus itu ke Aleksandria.
Catatan–catatan Gereja lainnya tentang periode ini berbicara
tentang Bartolomeus yang mewartakan Injil di Hierapolis, Asia Kecil. Di sana
Bartolomeus berkarya bersama–sama dengan Filipus. Sepeninggal Filipus dan
pembebasannya dari penjara, Bartolomeus mewartakan Injil di provinsi Likaonia,
Asia Kecil.
Bangsa Armenia pun menyebut Bartolomeus sebagai rasul mereka.
Mereka mengatakan bahwa Bartolomeus–lah orang yang pertama yang menobatkan
mereka hingga mati sebagai martir Kristus di Albanopolis, tepi Laut Kaspia,
pada masa pemerintahan Astyages, Raja Armenia. Selain berkarya diantara
orang–orang Armenia, Bartolomeus juga berkarya di Mesopotamia, Mosul (Kurdi,
Irak), Babilonia, Kaldea, Arab dan Persia.( https://www.imankatolik.or.id/
ditelusuri 24/08/2020)
Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
sebagai seorang yang percaya kepada Allah, Bartolomeus mengajarkan kepada kita
untuk senantiasa rajin membaca kitab suci. Melalui kebiasaannya membaca kitab
suci, Natanael atau Bartolomeus mengenal dan mengikuti Kristus hingga akhir
hayatnya. Kita pun sebagai seorang yang mempercayai Allah diajak untuk semakin
sering membaca kitab suci agar dapat semakin mengenal sosok Allah yang hadir di
dalam hidup kita.
Komentar
Posting Komentar