Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Hadiah atas Kesetiaan

Gambar: blog.tokopedia.com “Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia” (Kel 23:21)  Ada kisah menarik yang saya kutip dari situs tribunnewsbogor.com tanggal 6 September 2016. Tokoh utama dari cerita tersebut ialah Elisabeth Davis. Siapa itu Elisabeth Davis? Mari kita baca mengenai Elisabeth Davis yang saya maksudkan itu. Jika banyak lansia yang ingin menikmati masa tuanya, hal itu tidak terjadi pada perempuan ini. Rambutnya sudah memutih dan umurnya tidak muda lagi. Di umurnya yang menyentuh angka 99, ia masih menjadi seorang pegawai suatu perguruan tinggi. Dilansir dari ABC News, Elisabeth Davis baru saja merayakan 80 tahun masa kerjanya. Pekerjaannya juga bukan pekerjaan asal-asalan. Ia berprofesi sebagai sekretaris pada sebuah sekolah di Culver Academies, di Culver, Indiana, Amerika Serikat. Pekerjaannya ini adalah pekerjaan pertamanya setelah ia

Bukti Perlindungan Allah melalui Pengalaman

Gambar: http://www.akuinginsukses.com/ “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagi-Ku. Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam bulan Abib, dalam bulan itulah engkau keluar dari Mesir, tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa. Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil usahamu dari ladang. Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat Tuhanmu TUHAN.” (Kel 23:14-17) Masa lalu, merupakan rentetan kisah yang pernah kita alami selama ini. Di dalam kisah itu ada yang sedih atau ada juga yang menggembirakan. Jika kita mengenang suatu peristiwa bersama teman, sahabat atau pun pasangan hidup. Di sana mungkin kita akan mengalami suatu perasaan yang bisa saja sangat menyenangk

Kabar Bohong

gambar: http://komputerlamongan.com “Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar.” (Kel 23:1) D alam satu permasalahan, biasanya ada dua sisi yakni kebenaran dan kebohongan. Seperti biasanya, kedua sisi tersebut melakukan pembelaan masing-masing. Pihak yang bersalah mencari cara agar luput dari kesalahannya atau memperingan hukuman yang harus diterimanya. Bahkan pihak yang bersalah tersebut sampai mampu menyebarkan kabar bohong atau mencari bantuan orang lain agar dapat menjadi saksi yang tidak benar untuk mengatasi permasalahannya itu. Perbuatan yang di ungkap di atas adalah sangat tidak dibenarkan oleh Allah. Allah menyampaikan itu melalui 10 Perintah Allah: “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Kel 20:16). Itu merupakan penegasan sikap Allah terhadap kebohongan. Mengapa demikian? Karena dengan itu adalah salah satu bentuk untuk menjaga kekudusan diri kita dan Allah. Oleh sebab i

Menjadi Orang-orang Kudus bagi Allah

Gambar:  Isi Good “Haruslah kamu menjadi orang-orang kudus bagi-Ku: daging ternak yang diterkam di padang oleh binatang buas, janganlah kamu makan, tetapi haruslah kamu lemparkan kepada anjing.” (Kel 22:31) Dalam memilih makanan pasti kita menginginkan makanan yang sehat dan nikmat. Oleh sebab itu, dalam menyiapkan makanan pasti kita menyiapkannya dengan baik. Hal itu dilakukan agar kita mendapatkan makanan yang siap dimakan dengan nikmat dan berguna bagi tubuh. Dalam ayat 31 dari kitab Keluaran, kita diberitahukan oleh Allah melalui perintah-Nya kepada bangsa Israel. Allah meminta kepada bangsa Israel untuk menghindari makanan yang diterkam di padang oleh binatang buas. Makanan jenis itu seharusnya diberikan kepada anjing. Mengapa demikian? Menurut kitab Im 17:15 dinyatakan bahwa “Dan setiap orang yang makan bangkai atau sisa mangsa binatang buas, baik ia orang Israel asli maupun orang asing, haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai m

Perlakuan terhadap Orang Asing

Gambar:  Jejak-Jejak Langkah.. “Janganlah kautindas atau kau tekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di Mesir.” (Kel 22:21) Orang asing itu seperti apa? Orang asing itu datang ke tempat yang belum diketahuinya dan tidak ada yang dikenalnya. Itu adalah orang asing. Orang asing itu tidak mengetahui ke mana dia akan pergi. Orang asing itu belum mengetahui apa yang harus dilakukan jika bertemu orang lain di jalan. Orang asing itu enggan untuk berbicara dan membuka jalur komunikasi. Itulah orang asing. Namun kenapa kita diminta untuk tidak menindas orang miskin? Dahulu bangsa Israel pernah mengalami menjadi orang asing di Mesir. Pengalaman itu adalah pengalaman yang kurang mengenakkan bagi bangsa Israel. Di mana mereka tidak diperlakukan dengan manusiawi. Atas dasar itulah Allah menghendaki kepada bangsa Israel untuk tidak memperlakukan orang asing dengan tekanan atau penindasan. Hal itu harus dilakukan karena seperti yang ditegaskan di ayat 27, yakni “

Hindari Berhala

Gambar:  suratbarasih.blogspot.com “Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas.” (Kel 22:20) Di dalam adat istiadat dan pandangan religius bangsa Yahudi, mempersembahkan korban kepada allah lain merupakan dosa berat. Ada begitu banyak baal atau allah-allah lain yang muncul dalam sejarah bangsa Yahudi. Seluruhnya memiliki sifatnya masing-masing. Namun yang perlu ditekankan di dalam itu semua ialah ketika mengadakan penyembahan kepada allah lain atau berhala, maka di sana ada hal-hal yang dilupakan oleh bangsa Yahudi. Hal-hal itu yang paling utama ialah kasih yang dimaksudkan oleh Allah sendiri. Dalam kutipan dari kitab keluaran yang kita bahas hari ini terlihat jelas bahwa sanksi yang diberikan bagi pribadi yang melakukan berhala ialah ditumpas. Ditumpas dalam artian dijatuhi hukuman mati dengan cara dilempari batu hingga mati (Ul 17:2-7). Dari hal tersebut timbul satu pertanyaan, apakah Allah sedemikian sadisnya hingga

Hukuman adalah Konsekuensi dari Pencuri

“Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah; tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah.” (Kel 22:2-3) Mencuri dari kacamata manapun ialah perbuatan yang tidak diperkenankan. Karena mencuri itu ialah perbuatan di mana menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh orang terdekat atau pun orang lain. Yang semula hanya bersifat ingin menjadi mengambil barang tersebut secara paksa atau pun sembunyi-sembunyi. Jika menyimak penjelasan di atas, maka mencuri adalah perbuatan yang tidak disukai dan berhak mendapat hukuman. Cara itulah yang dilakukan oleh Musa beserta bangsa Israel. Nampaknya, untuk mencegah upaya terjadinya atau meningkatnya aksi pencurian pada saat itu, Musa mulai menerapkan hukuman seperti itu. Allah pun juga tidak menyukai perbuatan mencuri atau menginginkan suatu milik orang lain. Oleh sebab itu pada umumnya, orang yang mencuri atau mengambil h

Kasih adalah Dasar dalam Berpikir, Berucap dan Bertindak

"Mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki." (Kel 21:24) Apa yang akan Anda lakukan jika Anda mendapat perlakuan kasar? Hanya ada dua jawabannya. Pertama, Anda bersikap sabar dan tidak melakukan apa-apa. Kedua, membalas perlakuan kasar tersebut. Pandangan kedua ini mewakili hampir ideologi dari yang terkandung di dalam Kitab Suci. Jika mendapat perlakuan kasar, maka "gigi harus ganti gigi". Padahal jika ditelusuri lebih mendalam dari kehendak Penciptanya. Di sini Allah bukan bermaksud untuk menurunkan perintah melakukan balas dendam. Melainkan Allah berkehendak bagi kita untuk tetap berpedoman kepada kasih. Karena di dalam kasih, maka kehendak untuk melakukan kekerasan bagi orang lain akan terus dan terus berkurang. Bahkan sampai dengan hilangnya keinginan untuk melakukan kekerasan atau perbuatan yang merendahkan martabat orang lain. Sekarang Allah mengajak kita untuk selalu melakukan segala sesuatunya melalui kasih. Dengan menjadikan

Hak Memilih

Gambar:  www.hidupkatolik.com "A pabila ada seorang menjual anaknya yang perempuan sebagai budak, maka perempuan itu tidak boleh keluar seperti cara budak-budak lelaki keluar. Jika perempuan itu tidak disukai tuannya, yang telah menyediakannya bagi dirinya sendiri, maka haruslah tuannya itu mengizinkan ia ditebus; tuannya itu tidak berhak untuk menjualnya kepada bangsa asing; karena ia memungkiri janjinya kepada perempuan itu.” (Kel 21:7-9) Untuk mendalami ayat tersebut ada baiknya kita membaca artikel berikut ini: Enam Tahun Tak Pulang, Suteni Malah Dikabarkan Terus Disiksa ( http://news.fajarnews.com , ditelusuri tanggal 7 Juni 2016) Fajarnews.com, CIREBON- Permasalahan yang membelit  tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri seperti tidak pernah berhenti. Kali ini nasib buruk menimpa Suteni (40), warga Desa Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Meski Suteni berangkat bekerja menjadi TKW sejak  tanggal 2 Agustus 2009 di Riyad Arab Saudi, namun hingga

Bekerja bukan untuk Makan

Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya."  (Yoh 6:26-27) Banyak sekali dari antara kita yang melakukan pekerjaan dengan mengharapkan upah yang lebih. Lalu, ketika upah itu tidak kunjung tiba, maka yang timbul hanyalah kekecewaan. Kekecewaan itu pun mengganggu kinerja kita. Sehingga, itu membuat kita bekerja dengan setengah kemauan kita. Hari ini Yesus mengingatkan kepada kita bahwa bekerja bukan untuk makanan yang akan dapat binasa melainkan untuk makanan yanb bertahan sampai hidup yang kekal. Dari pernyataan itu sepertinya Tuhan Yesus hendak mengajak kita ke dalam suatu permenungan yang panjang mengenai p

Allah ingin Kita Kembali pada-Nya

Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."  (Kel 20:20) Sering kita mengalami kesukaran di dalam hidup. Sering pula kita mengalami masa-masa sulit yang kadang sulit diselesaikan. Terkadang pula keduanya membuat kita menjadi kehilangan pegangan dan menjadi rapuh dalam menghadapinya. Di saat seperti itu kadang kali kita harus berhadapan dengan apa yang dinamakan dengan putus asa. Di mana seakan-akan tidak ada jalan keluar. Sadarkah kita bahwa melalui pengalaman mengalami kesulitan seperti itu pada dasarnya ada hal yang ingin disampaikan oleh Allah. Allah ingin kita di dalam hidup ini hanya mengandalkan diri-Nya dan bukan yang lain. Terkadang juga Allah ingin menegur kita agar kembali kepada-Nya melalui kesulitan tersebut. Oleh sebab itu, melalui renungan ayat itu, Allah ingin mengajak kita kembali ke dalam pelukan-Nya. Ag

Pengangkatan Hakim-Hakim

Gambar: beritajogja.id “ A da pun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kau hadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap.” (Kel 18:19-21) Menjadi seorang hakim bukanlah tugas yang mudah dan juga bukan tugas yang sukar. Pada jaman ini menjadi seorang hakim haruslah menempuh jenjang perguruan tinggi dan lembaga pendidikan kehakiman lainnya. Proses itu dilakukan untuk menghasilkan sosok-sosok hakim yang mampu menciptakan keadilan dan harapan akan kedamian di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Demikian pun juga yang ingin dilakukan oleh Musa di dalam Kitab Keluaran. Sebagai perwakilan Allah, Musa ingin memberikan y

Mengucapkan Syukur

www.renunganhariankristen.net “L alu, kata Yitro:”Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka.” (Kel 18:10-11) Ungkapan syukur adalah sarana bagi setiap orang untuk mengungkapkan syukur atas peristiwa sedih atau sulit yang pernah dilaluinya. Jika peristiwa sedih telah berhasil dilewati, maka sering kali orang mengucapkan syukur dengan berbagai bentuk. Misalnya dengan doa bersama atau mengadakan makan bersama. Itu semua adalah bentuk ungkapan syukur yang biasa dilakukan oleh hampir banyak orang. Di dalam kisah kitab Keluaran, kita diajak oleh mertua dari Musa, Yitro untuk mengucapkan syukur atas perjuangan dan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Dalam kisah tersebut digambarkan bagaimana Yitro memberikan persembahan korban bakaran dan beb

Belajar Kerjasama dari Harun dan Hur

"Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang." (Kel 17:10-13). Renungan: Kata kerjasama nampaknya bukanlah kata asing yang jarang sekali kita dengar. Kata tersebut sering kita dengar atau pergunakan dalam rutinitas sehari-hari. Namun, pertanyaannya ialah apakah kita sudah memahami dengan baik makna dari kerjasama itu sendiri? Harun dan Hur melalui bacaan hendak memberikan makna baru di dala