Gambar: www.tebyan.net |
Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Mat. 20:13-16)
Renungan: Teman-teman, seringkali kita berbicara mengenai keadilan. Keadilan bagi kita seringkali bermakna bahwa kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sehingga, jika orang lain memperoleh upah Rp 1.000, maka kita pun juga demikian. Jika kita memiliki kewajiban untuk tidak terlambat, berarti semua orang tentunya tidak boleh terlambat.
Hari ini, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan mengenai Kerajaan Allah yang melibatkan para pekerja yang menganggur. Mulai dari pekerja yang berhasil direkrutnya pertama kali sampai dengan pekerja yang terakhir diberikan upah sedinar. Namun, ada salah seorang pekerja yang protes. Menyikapi hal itu tuan tersebut malah berkata, “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Kita seringkali merasa diperlakukan secara tidak adil oleh sesama maupun Allah. Ketika kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, kita justru tidak menerima satu bentuk penghargaan. Kita justru diabaikan. Berbeda halnya dengan seorang teman yang mengerjakannya dengan tidak baik. Ia mendapatkan penghargaan yang sama dengan kita.
Hal itu mau mengajak kita kepada suatu pemebelajaran bahwa keadilan yang kita mengerti terkadang bukanlah keadilan yang ingin Allah sampaikan. Bukan pula pengertian adil yang kita pahami selama ini. Karena keadilan menurut Allah itu memiliki ukurannya tersendiri. Keadilan-Nya tidak lagi berdasarkan ukuran manusia. Di dalam keadilan Allah itu akan selalu hadir kasih menurut ukuran-Nya juga.
Komentar
Posting Komentar