Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat. 16:23)
Renungan: Teman-teman, rasa takut akan kehilangan seringkali menyerang diri kita. Misalnya, kita takut sekali akan kehilangan sahabat kita. Ada juga yang merasa takut akan orang tua yang disayangi. Dengan rasa takut itu kita kadang berupaya dengan sekuat tenaga untuk menjaga benda atau orang yang kita sayangi. Sampai suatu saatnya nanti, ketika kehilangan kita seperti kehilangan separuh nyawa kita.
Hari ini Tuhan Yesus berbicara dengan keras kepada Petrus mengenai responnya terhadap pernyataan yang menggambarkan bahwa Tuhan Yesus harus menderita. Di sini Petrus memiliki niat yang sangat baik kepada Tuhan Yesus. Petrus menginginkan bahwa Tuhan Yesus terhindarkan dari kematian yang akan terjadi di Yerusalem. Namun, Tuhan Yesus justru menegurnya dengan keras bahwa apa yang dinyatakan oleh Petrus itu menghalangi kehendak Allah. Justru melalui salib itu kehendak Allah hadir di dalam-Nya. Keempatian Petrus dinilai menghalangi rahmat dan kehendak Allah.
Teman-teman, kita juga sering melakukan apa yang dilakukan oleh Petrus. Atas dasar rasa takut akan kehilangan, kita melakukan hal-hal yang justru menghalangi rahmat Allah hadir di dalamnya. Seperti misalnya pada saat ulangan. Atas dasar empati berlebih dan takut kehilangan teman, kita memberikan jawaban. Padahal, jika kita melihat lebih dalam kalau teman itu mendapat nilai buruk, di dalamnya terdapat rahmat Allah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan harus semakin rajin belajar dan meningkatkan kemandiriannya.
Renungan: Teman-teman, rasa takut akan kehilangan seringkali menyerang diri kita. Misalnya, kita takut sekali akan kehilangan sahabat kita. Ada juga yang merasa takut akan orang tua yang disayangi. Dengan rasa takut itu kita kadang berupaya dengan sekuat tenaga untuk menjaga benda atau orang yang kita sayangi. Sampai suatu saatnya nanti, ketika kehilangan kita seperti kehilangan separuh nyawa kita.
Hari ini Tuhan Yesus berbicara dengan keras kepada Petrus mengenai responnya terhadap pernyataan yang menggambarkan bahwa Tuhan Yesus harus menderita. Di sini Petrus memiliki niat yang sangat baik kepada Tuhan Yesus. Petrus menginginkan bahwa Tuhan Yesus terhindarkan dari kematian yang akan terjadi di Yerusalem. Namun, Tuhan Yesus justru menegurnya dengan keras bahwa apa yang dinyatakan oleh Petrus itu menghalangi kehendak Allah. Justru melalui salib itu kehendak Allah hadir di dalam-Nya. Keempatian Petrus dinilai menghalangi rahmat dan kehendak Allah.
Teman-teman, kita juga sering melakukan apa yang dilakukan oleh Petrus. Atas dasar rasa takut akan kehilangan, kita melakukan hal-hal yang justru menghalangi rahmat Allah hadir di dalamnya. Seperti misalnya pada saat ulangan. Atas dasar empati berlebih dan takut kehilangan teman, kita memberikan jawaban. Padahal, jika kita melihat lebih dalam kalau teman itu mendapat nilai buruk, di dalamnya terdapat rahmat Allah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan harus semakin rajin belajar dan meningkatkan kemandiriannya.
Komentar
Posting Komentar