Langsung ke konten utama

Masih tentang Keterikatan

Gambar: Jawaban.com
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Mat. 19:23-24)

Renungan: Teman-teman terkasih, di dalam kalender liturgi hari ini kita diajak untuk merayakan bersama Santo Paus Pius X. Seorang tokoh yang terkenal dengan kerendahan hatinya. Ia tidak memiliki ambisi terhadap apa pun. Yang dilakukannya semata-mata hanya untuk memuliakan nama Tuhan. Mulai pada saat Guiseppe Melchiore Sarto yakni Paus Pius X untuk pertama kali ditempatkan di Paroki Tambolo, Italia hingga akhir hidupnya. Yang Paus Pius X lakukan hanyalah untuk kepentingan umat Allah.

Tuhan Yesus mengajak kita pada hari ini untuk bertemu dengan perbandingan antara orang kaya dengan seekor unta. Mengapa dibandingkan? Karena nilai yang ingin ditegaskan oleh Tuhan Yesus ialah bagaimana Kerajaan Allah itu dapat dinikmati oleh seseorang. Jawaban Tuhan Yesus ialah melalui seekor unta. Mengapa tidak dengan orang kaya? Orang kaya punya segalanya. Ia pasti mampu memiliki kemampuan untuk memberikan segalanya untuk orang miskin. Tapi kenapa harus dibandingkan dengan unta?

Pertama-tama yang perlu kita ketahui bahwa lubang jarum itu adalah gerbang pintu masuk. Mengapa dikatakan sebagai lubang jarum? Karena pintu itu kecil. Itu merupakan strategi agar pihak musuh tidak dapat masuk ke dalam kota. Jika seekor unta diumpamakan lebih mudah masuk ke pintu tersebut. Itu semata-mata jika seekor unta membawa barang-barang, maka itu akan dilepaskan dari sisi kanan dan kirinya. Inilah mengapa Tuhan Yesus membandingkan seekor unta masuk ke dalam lubang jarum ketimbang seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Kita terkadang sulit untuk melepaskan keterikatan dengan materi. Sehingga, terkadang itu membawa kita kepada rasa ketakutan. Takut akan kehilangan. Takut tidak akan mendapatkan. Atau takut tidak bisa memperoleh. Rasa takut inilah yang hingga pada akhirnya membuat kita sulit untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Karena rasa takut itu akan menimbulkan pembatasan diri dari segala sesuatu yang baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.