Langsung ke konten utama

St. Bartolomeus Dipilih Merasul karena Kejujuran dan Ketulusan

Gambar: https://www.santokatolik.com

Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." (Yoh. 1:48)

Renungan: 
Teman-teman, hari ini melalui Injil Yohanes kita diajak untuk berkenalan dengan satu tokoh, yakni Natanael. Natanael dikenal oleh Tuhan Yesus sebagai seorang Israel sejati. Mengapa diberikan gelar sebagai Israel sejati? Karena di dalam dirinya tidak ditemukan kepalsuan. Natanael adalah seorang yang jujur dan tulus. Jujur dan tulus inilah yang merupakan gambaran dari orang Israel yang sejati.

Hari ini menurut kalender liturgi, Gereja Katolik merayakan peringatan wajib Santo Bartolomeus. Bartolomeus berarti ‘Anak Tolmai’. Bartolomeus ini menurut banyak ahli adalah Natanael itu sendiri. Salah seorang Rasul yang juga mendapat tempat istimewa di hadapan Tuhan Yesus. Ia merupakan seorang Rasul yang setia. Pada saat Tuhan Yesus menampakkan diri kepada tujuh murid, Natanael hadir. Pada saat Pentakosta, Bartolomeus pun hadir. Ia dikenal sebagai pewarta kabar gembira paling gigih sebutan lainnya ialah pendekar Injil.

Teman-teman, oleh karena kejujuran dan ketulusannya, Rasul Bartolomeus dipilih menjadi seorang pengikut Kristus. Oleh karena kejujuran dan ketulusannya itu warta Kerajaan Allah sampai di provinsi Likaonia, Asia Kecil. Mari, kita meneladan semangat kejujuran dan ketulusan Bartolomeus dalam mewartakan Kerajaan Allah. Agar Kerajaan Allah pun semakin dikenal dan diwartakan di atas muka bumi ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Demi Kepentingan Sendiri atau Kerajaan Allah?

Gambar : unsplash.com M aka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Mat 28:10) Renungan: Teman-teman yang terkasih, dalam memberikan kesaksian yang dibutuhkan bagi seseorang atau pun proses pengadilan. Dibutuhkan kesaksian yang sungguh-sungguh berangkat dari kejujuran. Itu mengibaratakan di dalamnya tidak ada kesaksian yang dibuat-buat atau kesaksian yang berangkat dari kebohongan.  Di dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat dua esensi atau nilai dari kesaksian. Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus dan yang kedua dilakukan oleh penjaga.  Kesaksian yang pertama dilakukan oleh para pengikut Yesus. Mereka pergi untuk melakukan kesaksian. Di dalam perjumpaan-Nya bersama para murid, Yesus menyatakan, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudar-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan meliha