Langsung ke konten utama

Penawaran yang berbuntut Penyesalan

Gambar: https://magazine.job-like.com
Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!" (Mrk. 6:22)

Renungan: Teman-teman terkasih, saat kita sudah memiliki rasa sayang terhadap sesuatu hal, maka yang harus kita lakukan ialah menjaganya. Salah satunya, ialah dengan orang yang kita sayangi. Meski mungkin orang tersebut memiliki pengalaman buruk dengan kita bukan berarti kita harus membuatnya menjadi sengsara. Atau bahkan yang lebih buruknya lagi menderita oleh karena kelalaian kita dalam memberikan peluang atau keputusan.

Hari ini, Injil Markus membahas mengenai bagaimana peristiwa Yohanes Pembaptis wafat di tangan Herodes. Di dalam Injil sendiri sudah dikatakan bahwa Herodes pada dasarnya tidak ingin menyakiti Yohanes. Karena Herodes ini tergolong raja yang sangat mengagumi Yohanes Pembaptis. Oleh karena Yohanes tidak menyetujui rencana pernikahan Herodes dan Herodias, maka Yohanes ditangkap dan dipenjarakan. Dipenjarakan dan tidak dihukum mati. Namun, Herodes melakukan suatu kelalaian. Herodes memberikan kesempatan untuk membunuh Yohanes menjadi terbuka melalui penawaran terhadap anak Herodias. Alhasil, tawaran itu pun membuka kesempatan untuk mengakhiri hidup Yohanes Pembaptis. Dengan berberat hati, Herodes pun terpaksa melakukannya karena janji yang ia ungkapkan di hadapan orang banyak.

Saudara-saudari, mungkin secara tidak disadari kita sering menyakiti orang yang kita sayangi. Entah itu melalui janji yang kita berikan atau keputusan yang pernah kita lakukan. Yang perlu kita lakukan ialah menganalisanya terlebih dahulu sehingga tidak mengorbankan orang yang kita sayangi atau kita cintai. Jangan memberi peluang untuk menyakitinya melalui penawaran yang justru keluar dari diri kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keutamaan itu Namanya Kasih

  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk 12:29-31) Renungan: Teman-teman yang terkasih, kita seringkali menonton chanel-chanel yang membahas mengenai keagamaan. Setelah menonton itu, terkadang kita sampai pada perbandingan dan mencari keunggulan. Kita terjebak pada komparasi-komparasi yang membelenggu pikiran dan pembiasaan diri. Kita hanya sampai pada mencari keunggulan tanpa menerapkan keunggulan itu dalam kehidupan sehari-hari. Yesus melalui Injil Markus 12:28-34 berdiskusi mengenai hukum yang terutama. Di dalam penjelasannya, Yesus menyatakan hukum yang paling utama ialah mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan memiliki hubunga

Memprioritaskan Kasih di atas Segalanya

Bacaan dari Injil Mat 12:1-8 : Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?   Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karen

Rumah Allah itu nampak dalam diri Yesus

P ada waktu itu berkatalah Salomo: "TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya." (1Raj 8:12-13) Renungan: Banyak orang ingin sekali memiliki rumah. Karena dengan memiliki rumah, maka seorang manusia akan terlepas dari gangguan hujan dan panas. Dengan memiliki rumah pun seorang manusia dapat terlindung dari serangan hewan buas atau pun serangga yang bisa mengancam kehidupannya. Apa kaitannya dengan kutipan hari ini? Bacaan hari ini kita melihat bagaimana keinginan Salomo untuk mendirikan rumah kediaman Allah. sementara itu, Tuhan Yesus sedang bekerja dengan menyembuhkan banyak orang. Jika Salomo mendirikan rumah kediaman bagi Allah. Di dalam Perjanjian Baru, rumah itu terwujud di dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Dia, Allah hadir, menyapa dan berkarya bagi semua orang. Allah pun tidak dibatasi lagi hanya di dalam bangunan kuil.