Langsung ke konten utama

BELAJAR MENGATASI KEKHAWATIRAN DARI ABRAHAM

gambar:sangsabda.wordpress.com
"Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku  nanti menjadi ahli warisku" (Kej 15:3-4)

Siapa yang tidak pernah terserang dengan penyakit yang bernama kekhawatiran? Kekhawatiran akan sesuatu hal pasti menyerang diri seorang manusia. Kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi atau pun dengan kehidupannya sendiri. Setiap manusia sudah pasti mengalami kekhawatiran di dalam dirinya. Tetapi itu semua tergantung pada diri manusia itu sendiri. Bagaimana manusia itu mampu mengolah dan melepaskan diri dari segala kekhawatirannya tersebut.

Di dalam kitab Kejadian ini, dikisahkan mengenai kekhawatiran yang terdapat di dalam diri Abraham. Abraham mengkhawatirkan bahwa dirinya tidak akan memiliki pewaris atau keturunan. Abraham pun mempertanyakan kekhawatiran itu kepada Allah. Di sini sosok Allah memberikan sebuah janji, janji mengenai keturunan yang akan diperolehnya. Allah menjanjikan sesuatu yang besar pada diri Abraham. Oleh sebab itu, Abraham mengatasi itu semua dengan mempercayakan itu semua dan menyerahkannya kepada Allah. Di sinilah letak kebesaran iman Abraham kepada Allah. Meski ia mengalami kekhwatiran tetapi pada ayat 7-11 dari bab 15 ini, Abraham tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah terhadap kehidupannya.

Di dalam kehidupan ini, hanya ada dua tawaran di dalam perkembangan iman seorang kristen. Ketika ia mengalami kekhawatiran, apakah ia akan tetap menjalankan apa yang Allah kehendaki di dalam dirinya? Atau justru ketika kekhawatiran menyerang, maka iman kita pun goyah. Sehingga, kita pun semakin meninggalkan jauh iman tersebut. Di dalam kisah kitab Kejadian Abraham telah mengajarkan kepada kita bahwa di dalam kekhawatiran ada beberapa hal yang perlu kita perbuat, yakni mempertanyakan dalam doa, percaya, tetap taat dan menyerahkan segala sesuatunya berdasarkan kehendak Allah. Mari kita semua meneladani sikap Abraham ini dengan kembali memulai mengolah kekhawatiran yang ada di dalam diri, hingga pada saatnya nanti Allah akan menunjukkan kasih di dalam diri kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mewartakan Kebenaran di Tahun 2022

P ada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh 1:1-4) Renungan: Teman-teman sekalian. Nilai sebuah kebenaran adalah keselarasan antara pengetahuan dan objek yang disampaikan. Dalam arti lain kebenaran itu dikatakan sesuai dan dapat dibuktikan. Ukurannya jelas yakni sesuai. Segala sesuatu yang dinyatakan memiliki kebenaran ialah yang diungkapkan dapat dibuktikan secara benar. Misalnya, seseorang yang memberikan kesaksian dengan nilai kesaksian dapat dikatakan mengandung nilai kebenaran jika itu sesuai dengan fakta-fakta dan sesuai. Itulah kebenaran. Hari ini kita diajak oleh Yohanes Penginjil untuk mengenal Yesus Kristus. Di mana digambarkan oleh Yohanes Penginjil bahwa Yesus itu adalah Fiman itu sendiri yang sudah ada se...

Tanda Yesus

Gambar:  Katolisitas.org P ada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (Mat. 12:38-39) Renungan: Teman-teman terkasih, kadang kala kita sering meminta tanda. Ketika meminta persetujuan, kita meminta tanda tangan. Ketika kita bertanya kepada teman mengenai lokasi keberadaannya, kita meminta foto. Ketika salah seorang dari teman pergi ke suatu daerah yang viral, kita meminta tanda. Tuhan Yesus hari ini berhadapan dengan ahli Taurat dan kaum Farisi. Mereka meminta kepada Yesus untuk membuat tanda agar mereka percaya. Namun, Yesus tidak mau memberikan tanda kecuali tanda Yunus. Jika Yunus berada di dalam perut ikan selama tiga hari, Tuhan Yesus berada di alam kematian selama tiga hari. Itulah tanda yang diberikan oleh...

Dua Tokoh Besar yang Mengajarkan Kerendahan Hati

Gambar:suarawajarfm.com I nilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Mrk 1:7-11) Renungan: Teman-teman yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Apa jadinya ketika kita bertemu dengan sosok yang sudah kita kenal dan memiliki kemampuan yang tidak diragukan lagi dalam bidangnya? Kita tentu akan segan untuk mengambil alih tugas yang sudah diserahkan kepadanya. Kita juga akan memberikan penghargaan kepadanya untuk menjalankan tugas yang telah diserahkan kepadanya. Hari ini bertemulah dua to...