Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

YUSUF MENGAJARKAN SIKAP KESETIAAN KEPADA ORANG TUA

Kejadian 47:30  karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka." Jawabnya: "Aku akan berbuat seperti katamu itu." Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Ketika kita kecil, orang tua sudah dengan sabar dan tekun merawat dan membimbing kita. Mulai dari ketika kita bayi diajari berbicara hingga kita mulai sungguh-sungguh bisa menentukan arah hidup. Itu semua tidak terlepas dari peran orang tua. Namun, ada banyak dari kita membalaskan jasa orang tua dengan menitipkannya kepada panti jompo. Alasan kesibukan menjadi faktor utama dalam memutuskan penitipan itu. Melalui kisah Yusuf, kita hendak diajarkan bahwa meski dalam kesibukannya, Yusuf tetap memberikan waktu kepada bapaknya. Ia datang dan berkunjung kepada bapaknya. Di dalam kutipan ayat yang dipilih pun, Yusuf mau bersumpah akan menguburkan ayahnya bersama-sama dengan nenek moyangnya. Itulah simbol kesetiaan dan pengabdian seoran

KASIH ADALAH DAYA MEMBANGUN SESAMA

Kejadian 47:20  Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Pernah mendengar kisah pengemis yang kaya? Pengemis tersebut dapat menghasilkan jutaan rupiah dari hasil mengemisnya. Pengemis tersebut hanya duduk di pinggir jalan dan menjulurkan tangan. Uang pun tiba di tangan mereka dengan didorong oleh belas kasihan yang timbul dari pemberinya. Namun, apakah ini kasih yang kita mengerti dan pahami selama ini? Dalam kisah dari kitab Kej bab 47 ini, kita mulai diajak untuk berpikir ulang mengenai kasih yang dipahami. Kasih yang dilakukan oleh Yusuf bukanlah kasih yang mencabut kreatifitas orang. Kasih yang diberikan oleh Yusuf ialah kasih yang tidak membiarkan orang lain meninggalkan pekerjaan. Yusuf bisa saja memberikan mereka uang tapi apakah itu menjawab kebutuhan mereka? Mari, kita membagikan kasi

KASIH HARUS MENJADI PRIORITAS UTAMA DALAM HIDUP

Kejadian 47:12  Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan, menurut jumlah anak-anak mereka. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Dendam bukanlah alat yang dapat memperbaiki hubungan dengan baik. Dendam hanya menjadi jurang dalam hubungan dengan sesama. Dendam tidak akan membawa perbaikan. Dendam juga tidak akan memperbaiki sifat dan sikap seseorang yang mungkin kurang berkenan. Dendam bukanlah merupakan alat sempurna dalam menjawab hubungan dengan sesama. Yusuf sudah membuktikan bahwa dendam merupakan alat yang baik dalam hubungan bersaudara. Pengalaman dibuang dari keluarga tidak membawanya kepada keinginan untuk menyimpan dendam. Pengalaman pahit itu justru dijadikannya sebagai alat untuk berbagi kasih bagi saudaranya. Di sini dendam dapat dikalahkan oleh Yusuf melalui kasih kepada seluruh saudara yang membencinya. Kita terkadang sulit sekali untuk menghilangkan keinginan membalaskan dendam. Kita terkadang tergoda untuk membalaskan dendam.

ALLAH BERKARYA MELALUI KEBIJAKAN YUSUF

Kejadian 46:34  maka jawablah: Hamba-hambamu ini pemelihara ternak, sejak dari kecil sampai sekarang, baik kami maupun nenek moyang kami — dengan maksud supaya kamu boleh diam di tanah Gosyen." — Sebab segala gembala kambing domba adalah suatu kekejian bagi orang Mesir. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Jika Anda seorang pemimpin, ketika Anda melhat seorang yang kompeten dalam memanage kelompok, maka apa yang akan Anda perbuat untuk mengembangkan kemampuannya? Kebanyakan pemimpin justru menginginkan bahwa orang yang sudah memiliki kompetensi spesifik akan memintanya untuk mengembangkan kompetensi lainnya. Permintaan itu dilakukan melalui ajakan halus atau bahkan perintah secara khusus. Yusuf sebagai seorang pemimpin menyadari bahwa menjadi seorang gembala kambing atau domba merupakan profesi yang kurang dipandang di Mesir. Oleh sebab itu, melalui kebijakannya pula Yusuf membantu keluarganya untuk tetap menjalani profesi tersebut di tanah Gosyen. Ia tidak mungkin mencerabut kemamp

Menyadari Panggilan Hidup Melalui Profesi

Kejadian 45:5  Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Ada orang yang sadar akan panggilan hidupnya. Ada pula orang tidak sadar akan panggilan hidupnya. Sehingga membutuhukan waktu yang lama untuk membawa orang yang tidak sadar menuju kesadaran. Karena tentunya yang dicari hanyalah faktor ekonomi saja. Jikalau seperti itu, maka memang membutuhkan waktu yang lama dan panjang untuk mencapai kesadaran akan panggilan hidup. Yusuf, yang telah dibuang dari keluarga oleh saudaranya tidak merasa bahwa itu adalah kejahatan. Yusuf justru memandang bahwa hidupnya di tanah Mesir merupakan kehendak Allah. Ia beranggapan bahwa kehadirannya di Mesir ialah untuk memelihara kehidupan. Itu ia wujudkan melalui kemampuan atau kelebihannya dalam menafsirkan mimpi. Kelebihannya pun diimbangi oleh pemikiran yang cemerlang. Sehingga, bangsa

Allah Mengajarkan kita Berkorban bagi Orang Lain

Kejadian 44:33-34  Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Sebab masakan aku pulang kepada ayahku, apabila anak itu tidak bersama-sama dengan aku? Aku tidak akan sanggup melihat nasib celaka yang akan menimpa ayahku." Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Memilih merupakan masalah yang seringkali menghantui diri manusia. Karena di dalam proses memilih tersebut, kita akan dihadapi dengan beraneka problemitas. Tidak hanya pada diri sendiri, melainkan pula berkaitan dengan relasi kita bersama dengan orang lain. Apalagi pilihan tersebut melibatkan anggota keluarga yang kita sayangi. Tentulah pilihan itu akan menjadi semakin bertambah berat. Hal itulah yang dirasakan oleh Yehuda. Jika ia memilih untuk pulang tanpa Benyamin, maka itu akan sangat mudah baginya untuk menjalankan pilihan tersebut. Tetapi masalahnya ialah Benyamin, anak bungsu yang juga sangat disayangi oleh aya

Sadar akan Kesalahan adalah Anugerah Besar

Kejadian 44:16  Sesudah itu berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu." Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Pernahkah kita berbuat kesalahan kepada orang lain? Ambil satu contoh seperti memfitnah orang lain dengan memberitakan hal-hal yang pada dasarnya tidak benar? Apa yang kita peroleh? Suatu penghargaan atau hadiahkah? Atau justru apa yang kita kabarkan itu terbukti kabar bohong dan membuat kita justru mencemarkan nama baik rekan atau teman kita? Pada kutipan ini hendak dinyatakan bahwa Allah memiliki cara lain untuk menyadarkan manusia. Proses itu adalah seperti apa yang telah dialami oleh saudara-saudara Yusuf. Setelah mereka menikmati hidangan dan disambut dengan baik, mereka harus berhadapan dengan tuduhan pencurian. Di dala

Kasih adalah Obat dalam Menghapus Dendam

Gambar : http://assets.jw.org Kejadian 43:30  Lalu segeralah Yusuf pergi dari situ, sebab hatinya sangat terharu merindukan adiknya itu, dan dicarinyalah tempat untuk menangis; ia masuk ke dalam kamar, lalu menangis di situ. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Dendam mungkin merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk membalas kejahatan yang pernah di lakukan orang lain atas diri kita. Di dalam dendam itu mungkin juga kita merasa diri bahwa segala sesuatunya telah terselesaikan. Dendam hanyalah cara alternatif yang terlintas bagi seseorang yang sudah kehilangan akal sehatnya. Apalagi kalau kita sudah diperlakukan secara tidak adil oleh saudara, maka rasanya seperti ingin membalaskan perbuatan tersebut. Tetapi tidak halnya bagi  Yusuf. Di dalam kisah ini Yusuf yang juga masih belum diketahui jati dirinya malah tidak memiliki rasa sama sekali untuk membalaskan perbuatan dari saudara-saudaranya. Ia justru memperlakukan saudaranya itu dengan kasih. Meski ia harus menggunakan cara tegas u

Memaknai Saudara Sesama dari Ruben

Gambar : http://rosso99.wordpress.com Kejadian 42:22  Lalu Ruben menjawab mereka: "Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita." Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Terkadang dalam hidup, kita sering mengingatkan orang terdekat agar tidak berbuat kesalahan. Di sana kita menjumpai dua hal yang timbul daripadanya. Pertama, penghargaan dan yang kedua ialah penolakan. Bentuk sikap yang menghargai peringatan kita ialah orang terdekat tersebut akan melaksanakan dan menerapkannya. Sedangkan penolakan ialah sikap yang justru tidak menghiraukan apa yang telah diperingatkan. Demikian pula sikap Ruben di dalam kisah kehidupan Yusuf. Sewaktu saudara-saudaranya menginginkan kematian Yusuf, Ruben tampil di dalamnya sebagai pengingat. Ia hendak menyelamatkan Yusuf dan membawa kembali kepada ayahnya. Meski demikian, niatan buruk akan diri Yusuf tetap dilakukan oleh saud

Berserah dan Berpasrah

Gambar : http://sangsabda.wordpress.com Kejadian 41:40  Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu." Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Pernahkah kita merasakan bahwa hidup ini hanya dipenuhi dengan penderitaan. Di mana pun kita berada rasanya selalu saja dihantui dengan penderitaan. Belum lagi jika ditambahkan dengan serangkaian masalah yang datang silih berganti. Sepertinya hidup ini hanya dipenuhi dengan masalah, penderitaan dan air mata. Yusuf adalah orang yang juga memiliki nasib yang sama dengan apa yang kita alami. Hidupnya selalu dihantui dengan masalah dan masalah. Sebelum ia sampai di Mesir, ia harus mengalami rangkaian hinaan dan cacian hingga pada akhirnya dijual oleh saudara-saudaranya. Tetapi itu semua dijalaninya dengan terus menyerahkan diri dan percaya kepada penyertaan Allah. Hingga Allah melalui Firaun, memberikan suatu kesempatan bagi Yusuf untuk menjadi penguasa di Mesir.

Ketika Pengalaman Pahit itu Sirna

Kejadian 41:51  Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku." Oleh : Phillipus Vembrey Hariadi Ketika kita mengalami begitu banyak pengalaman pahit di dalam hidup ini, apa yang kerap kali kita rasakan? Misalkan saja bahwa kita pernah diperlakukan secara buruk oleh seorang sahabat atau keluarga. Secara manusiawi, kita akan menyimpan pengalaman tersebut. Dari pengalaman seperti itu nampaknya kita memiliki keinginan yang sangat besar sekali untuk mengembalikan pengalaman pahit tersebut kepada orang yang pernah melakukannya. Tetapi ternyata hal itu tidak berlaku bagi Yusuf. Setelah ia mengalami sekian banyak pengalaman pahit di dalam keluarga, pekerjaan dan relasi dengan sesama, ia tidak menjadikan itu semua sebagai alasan untuk membalas dendam. Dengan kelahiran anaknya, yakni Manasye, ia justru dengan rendah hati mengucapkan syukur kepada Allah karena dapat melupakan

MAKSIMALKAN BAKAT & KELEBIHANMU

Kejadian 41:49  Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung. Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Banyak dari kita ternyata kurang memiliki kebijaksanaan di dalam melewati atau menjalani hidup ini. Sehingga, seringkali kita terpaksa harus berhadapan dengan makhluk yang bernama "masalah". Makhluk ini pun memiliki tingkatan kriteria, yakni masalah ringan atau berat. Masalah ringan adalah permasalahan yang menurut ukuran pribadi masih bisa ditangani dengan cepat dan tangkas. Tetapi masalah berat ialah masalah yang tentunya menyangkut mengenai keputusan-keputusan penting yang menyangkut hubungan Anda dengan orang lain atau orang banyak. Melalui kutipan kitab Kej 41:49 ini, Yusuf mengajak kepada kita untuk memiliki kemampuan dalam mengatur strategi. Strategi ini tentunya ketika akan terjadinya sebuah masalah yang besar. Yusuf menyiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi bencana kelapara

MEMANFAATKAN KELEBIHAN DEMI MEMBANTU SESAMA

gambar : www.jw.org "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." (Kej 40:8) Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Mimpi menurut penjelasan dari wikipedia ialah  pengalaman bawah sadar yang melibatkan  penglihatan , pendengaran , pikiran, perasaan, atau  indra  lainnya dalam  tidur , terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat ( rapid eye movement/REM sleep ) (sumber:  http://id.wikipedia.org). Banyak orang yang masih mencoba mencari arti dari sebuah mimpi dan mempercayai bahwa pengalaman yang ada di bawah sadar itu akan terjadi di dalam kehidupan real. Memang terkadang apa yang ada di dalam mimpi itu terkadang menjadi kenyataan tetapi terkadang tidak. Ada pula yang melihat mimpi sebagai tanda atau warning yang diberikan oleh Tuhan. Rakyat Mesir pada waktu itu seperti yang dibicarakan dalam Kejadian bab 40:1-23 menganggap bahwa mimpi sebagai peramal masa depan. Yusuf di sini memiliki anugerah untuk memberikan arti dari mimpi seorang juru

17 JANUARI

Santo Antonius, Abas Hidup dari tahun 250 dan meninggal tahun 356. Antonius seorang pemuda dari Mesir. Antonius seorang pemuda yang kaya raya, karena mendapatkan harta dari orang tuanya, yang meninggal pada saat Antonius berumur 20 tahun. Antonius membagi semua hartanya kepada oran-orang Miskin. kemudian ia hidup lebih dekat dengan Tuhan dengan bertapa, berdoa dan bermatiraga. Antonius bermaksdu mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha menjalin hubungan mesra dengan Allah melaului doa-doa, meditasi dan bertapa. Semua ini menjadikan Antonius kepada suatu tingkat hidup spritualitas rohani yang tinggi dan menjadikan dia seorang pendoa yang handal. Banyak sekali orang-orang pada waktu itu mendatanginya dengan berbagai macam permasalahan hidupnya. Kepada orang-orang tersebut Antonius senantiasa memberikan nasehatinya, dimana salah satu nasehatnya dan mendapat peneguhan iman: "kamu mengetahui pandangan-pandangan Setan yang menyesatkan. Kamu mengetahui kekuatan dan kelemahan seta

BELAJAR BERSIKAP KRITIS DAN TEGAS DARI YUSUF

gambar :  tksdbudhaya2.info "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" (Kej 39:8-9) Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Pada akhir-akhir ini, kita menyaksikan di media-media elektronik dan cetak berita mengenai penyalahgunaan kekuasaan. Mulai dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Terakhir kita melihat sedemikian gencarnya berita mengenai korupsi yang dilakukan oleh salah seorang yang memiliki jabatan penting di dalam hukum. Ternyata setelah ditelusuri, begitu banyak uang yang telah dihasilkan dari jabatannya itu terkait kegiatan politik. Sungguh miris melihat kenyataan itu. Di saat kita membutuhkan sesosok karakter pemimpin yang mampu menja

EGOISME DEMI KEBANGGAAN

"Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya." (Kej 38:9-10) Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Di dalam setiap hubungan suami dan isteri sangat terbuka akan hadirnya seorang anak. Anak bagi suami dan isteri merupakan hadiah dan buah cinta dari hubungan mereka berdua. Jikalau belum juga diberikan keturunan, maka suami dan isteri akan berupaya secara terus menerus agar dapat memperoleh seorang keturunan. Keturunan itulah yang pada akhirnya nanti akan menjadi pewaris dari keluarga. Tetapi tampaknya tidak demikian dengan Onan. Ia justru membela mati-matian egoisme yang ada di dalam dirinya. Ketika ia telah menikah dengan Tamar, ia justru menutup kemungkinan akan lahirnya seorang anak. Itu adalah keegoisan manusia yang melahirkan dua dosa sekaligus. Dosa pertama ialah Onan telah melanggar hukum kodrat. Hukum kedua ya

RASA IRI MENGUBAH CITRA MANUSIA

gambar :  pendoasion.wordpress.com "Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan; seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" (Kej 37:19-21) Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Menyambung tulisan yang sebelumnya dari kitab yang sama. Ternyata rasa iri dapat berdampak buruk kepada diri seorang manusia. Semula rasa iri itu meningkat menjadi rasa benci. Kemudian, rasa benci itu semakin meningkat menjadi rasa ingin menghilangkan kehidupan orang yang diirikan. Untuk melakukan hal itu pun seorang yang sudah diliputi oleh rasa benci yang amat sangat akan menggunakan segala siasat untuk menghilangkan bagian dari hidup orang yang dibencinya. Di dalam kitab ini, kita diajak melihat fenomena kebencian manusia yang semakin meningkat. Dikarenakan rasa iri hati, para saudara Yusuf merencanakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh Allah,

Rasa Iri adalah Batu Sandungan bagi Persaudaraan

Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Kejadian 37:11  Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.  Iri hati menurut artikata.com merupakan suatu perasaan tidak suka terhadap kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Kelebihan tersebut bisa merupakan kelebihan dalam hal sikap, materi atau pun jabatan. Di dalam kutipan kitab suci hari ini, kita diajak mengenal bagaimana dampak dari rasa iri tersebut. Rasa iri ternyata berdampak merusak terhadap jalinan persaudaraan antara Yusuf dan saudara-saudaranya. Ketika rasa iri tersebut bertambah besar, maka dapat menimbulkan kebencian yang luar biasa. Apa pun yang dinyatakan oleh orang yang dibencinya, tidak akan memberikan arti apa pun selain kebencian. Meski mungkin pernyataan itu bersifat positif. Di dalam kehidupan sehari-hari mungkin rasa iri hinggap di hati kita masing-masing. Rasa itu pun mengganggu komunikasi dan jalinan persaudaraan kita tidak hanya dengan saudara sedarah saja melainkan juga

Lepaskanlah Berhalamu

Oleh : Philipus Vembrey Hariadi Kejadian 35:2  Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. Di dalam kehidupan ini, terkadang kita menemukan beberapa hal yang terkadang kita percayai membawa keberuntungan. Bahkan tidak jarang bahwa yang membawa keberuntungan itu ialah suatu benda. Sehingga tidak jarang kita justru beralih kepada benda tersebut dengan memintanya untuk membawa keberuntungan pada pihak kita. Apakah hal itu keliru? Yakub di dalam kutipan di atas sudah menyatakan bahwa kekudusan diri adalah hal yang mutlak bagi pengikut Allah. Sehingga, orang tersebut pun tidak ketergantungan dan membuat orang lain merasa bangga dalam keterpurukan. Justru di dalam pengalaman keterpurukan itulah rahmat Allah bekerja di dalamnya. Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita melepaskan ketergantungan diri dengan segala hal yang nyata-