Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Diundang Menjadi Orang Kudus

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (Mat 5:3-5) Renungan: Hari ini menurut kalender liturgi, gereja katolik merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Orang kudus yang dimaksud persekutuan para kudus adalah mereka yang telah mempercayakan dirinya kepada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak Domba Allah. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan istimewa dipanggil dengan julukan beata, beato, santo dan santa. Merekalah para pembela-pembela dan pewarta iman yang telah memperjuangkan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus hari ini mengucapkan Sabda Bahagia di atas sebuah bukit. Apa kaitannya dengan Hari Raya yang kita rayakan? Kaitannya ialah mereka orang-orang kudus adalah orang-orang yang juga sudah berbahagia. Di saat hidupnya mereka adalah orang-orang yang juga mampu menerima keadaan. Keti

Berharap tanpa Melihat

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. (Rm. 8:24-25) Renungan: Seringkali kita mengharapkan bisa membeli apa yang kita inginkan. Misalnya, seoerang anak berharap bahwa ia bisa membeli sepeda. Harapan itu timbul ketika ia melihat sepeda yang diinginkannya itu. Ketika beberapa hari ia tidak melihat penampakan sepeda itu, maka ia kurang begitu berharap bahwa ia akan mendapatkan sepeda seperti itu. Santo Paulus mengajak kita untuk berpikir mengenai sikap berharap kita terhadap Kerajaan Allah. Di dalam kutipan ayat hari ini dapat terlihat bagaimana seharusnya sikap kita dalam berharap. Kita harus memiliki sikap terus berharap. Sampai kapan kita terus berharap? Sampai kapan pun. Sehingga, ketika waktu kita siap untuk bertemu dengan Tuhan Yesus kita akan siap. Karena berbeda dengan

Mematikan Perbuatan-perbuatan Daging

Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (Rm. 8:13-14) Renungan: Saat pulang dari Gereja ibu Maria bertemu dengan ibu Alex. Ibu Alex mengatakan bahwa nanti malam akan ada doa rosario lingkungan di rumah pak Dewa. Mendengar perkataan ibu Alex itu, ibu Maria mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Sesampainya di rumah, ibu Maria ditegur oleh suaminya. “Nanti malam mau doa rosario di rumah pak Dewa? Aku juga mau ikut.” Tetapi ibu Maria menjawab, “tidak mau. Karena pak Dewa itu sombong dan pelit.” Bapak-dan ibu sekalian, Rasul Paulus kepada jemaatnya di Roma mengatakan, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Di sini Paulus mau kita lepas dari keterikatan kita pada keinginan daging. Keinginan daging itu ialah segala bentuk keburukan yan

Terus Membenci atau Mengasihi?

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (Luk. 13:15-16) Renungan: Jika seseorang tidak menyukai kita, maka apa pun yang kita lakukan tidak akan disetujui olehnya. Meski di dalam peraturan tertulis pun hal yang kita bicarakan dapat disetujui sekalipun. Bahkan meski Undang-Undang tertinggi di negara ini pun menyetujui tetapi orang tersebut tidak menyukai kita, maka tidak bisa. Seperti itulah perlakuan yang dihadapi oleh Yesus. Kepala rumah ibadat itu tidak menyukai Yesus. Oleh sebab itu, ia bermaksud menemukan kesalahan dari diri Yesus. Sementara itu Yesus bermaksud baik dengan menyembuhkan seorang ibu yang sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Yesus p

Dibangun di atas Dasar Para Rasul dan Nabi

Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (Ef. 2:19-20) Renungan: Mungkin beberapa dari antara kita ada yang bingung dan bahkan masih bertanya-tanya. Dari mana gerangan kisah-kisah mengenai Yesus itu dapat diketahui? Atau juga bagaimana kok Gereja bisa mengetahui bahwa dulu Yesus juga sering merayakan Perayaan Ekaristi dengan menggunakan roti? Di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ini, Santo Paulus mencoba menegaskan kembali mengenai kedudukan peran para rasul dalam mewartakan ajaran Yesus Kristus. Karena jika tanpa mereka, mungkin kita tidak akan mengenal siapa itu Yesus dan apa yang diwartakan-Nya. Melalui para rasullah kita dapat mengetahui siapa itu Yesus dan apa yang dikerjakannya. Kita sebagai orang yang juga menerima kesaksian itu terkadang meragukan mengena

Belajar untuk Memutuskan Sendiri apa yang Benar

Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? (Luk. 12:56-57). Renungan: Kita seringkali mampu untuk memprediksi hal-hal yang akan terjadi pada diri kita. Misalnya, jika saya terkena hujan sebelum mengisi perut saya, maka saya akan sakit. Lalu, jika saya terlalu banyak makan manis, nanti saya bisa terkena penyakit diabetes. Lainnya ialah jika saya menyeberang pada saat lampu belum merah ialah saya akan diklakson oleh pengendara mobil atau motor. Atau lebih parahnya ialah saya akan ditabrak oleh pengendara mobil atau motor. Yesus hari ini juga membahas mengenai kemampuan manusia dalam memprediksi. Tetapi kenapa Yesus justru mempertanyakan “mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Inilah yang menjadi tantangan dalam pewartaan yang dilakukan oleh Yesus saat itu. Yesus sudah mewartakan pertobatan tetapi banyak orang juga tidak

Akal Budi adalah Sarana Manusia

Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa. (Rm. 7:25) Renungan Di dalam hidup ini kita selalu harus berhadapan dengan dua hal yang berlawanan. Mulai dengan berhadapan antara kebutuhan dan keinginan. Atau mungkin kita seringkali berhadapan dengan ya atau tidak. Atau bisa juga saat kita ingin pergi ke gereja, pergi atau tidak ya? Dalam keadaan dan kondisi seperti itu, apa yang harus kita perbuat? Demikian halnya juga yang diungkapkan St. Paulus melalui tulisannya kepada jemaat di Roma. Santo Paulus mengingatkan bahwa di dalam tubuh kita yang satu ini ternyata ada dua unsur yang saling berlawanan. Unsur yang pertama lebih kepada memilih melayani hukum Allah. Sedangkan unsur yang lainnya ialah hukum dosa. Untuk mengatasi perdebatan yang terjadi dalam dua unsur tubuh manusia itu, maka dipilihlah akal budi sebagai anugerah yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan lainnya. K

Terjaga dalam Semua Kondisi

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." (Luk. 12:39-40) Renungan: Ada pepatah, “hiduplah seperti esok akan mati.” Mengapa ada pepatah seperti itu? Pepatah itu bertujuan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih baik itu ialah rajin menolong dan selalu ingat pada Yang Kuasa. Sehingga pada saat kita mati, maka kita sudah siap meninggalkan seluruh hidup kita dan meninggalkan kebaikan. Tuhan Yesus melalui Injil hari ini menyatakan juga hal yang sama. Yesus menginginkan agar kita tetap berbuat baik dan tetap bekerja dala mewartakan Kerajaan Allah. Karena kita tidak akan pernah tahu kapan Sang Empunya Kerajaan akan datang kecuali tetap bekerja dan berbuat dalam mewartakan Kerajaan Allah. Kita seringkali lengah dikarenakan merasa sudah capek atau letih. Tetapi kita memilih untuk berhenti d

Hidup dengan Dosa atau Ketaatan pada Allah?

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? (Rm. 6:16) Renungan Dosa, berbicara mengenai hal yang satu ini orang jaman sekarang cenderung punya pandangan. “Ah..dosa gak ada tandanya kok.” Seperti itulah pandangan beberapa orang terhadap dosa. Adalagi yang masih mempertahankan pandangan bahwa dosa itu dapat membawa kita ke neraka. Jika berbicara mengenai itu kepada orang yang berbicara, maka akan ada orang yang menanggapi, “memangnya udah tahu neraka itu seperti apa?” Jawabannya ialah “iyap, saya sudah tahu neraka itu seperti apa”. Dari mana kita bisa mengetahuinya? Santo Paulus hari ini menghantar kita untuk mengetahui bagaimana dosa itu menuntun kita kepada kematian. Dosa itu memang nikmat seperti kemalasan yang sangat nikmat. Dengan kemalasan kita bisa t

Belajar Kekuatan Iman dari Bapak Abraham

Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, ? (Rm. 4:16) Renungan: Di dalam perjalanan hidup ini terkadang kita sering mendapat ujian iman. Entah itu datang pada kehidupan kita sendiri atau pun kepada kehidupan keluarga. Tidak tanggung-tanggung terkadang ujian iman itu terkadang mudah atau sangat sulit sekali. Hingga terkadang membuat kita ingin memutuskan untuk menyudahinya atau mencari cara yang lebih efektif namun melanggar suara hati. Banyak juga ketika kita menghadapi masalah terkadang kita tidak menyadari turut campurn Tuhan di dalam masalah itu. Kali ini St. Paulus mengajak kita untuk belajar dari bapak iman kita yakni Abraham. Mengapa demikian? Abraham adalah tokoh yang sangat taat dan tulus dalam mengabdi kepada Allah. Ia rela pergi meninggalkan

Tanda dari Tuhan

"Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” (Luk 11:29) Renungan: Masing-masing dari kita memiliki teman. Teman yang baik ialah teman yang nyaman ketika diajak berbincang-bincang. Bukan hanya sekedar berbincang-bincang. Seorang teman dapat juga memberikan penilaian yang objektif atas diri kita sendiri. Misalnya, ketika kita bersalah, maka kita akan diberikan nilai bersalah oleh teman. sedangkan disaat kita berbuat benar, maka kita pun diberikan nilai benar. Hari ini Tuhan Yesus meminta kita belajar kepada peristiwa nabi Yunus. Di mana di dalam peristiwa perjumpaan nabi Yunus dan orang Niniwe adalah pertemuan yang berisi pemberitahuan. Nabi Yunus memberitahukan bahwa orang-orang Niniwe diminta untuk bertobat. Tanda itulah yang seharusnya mereka sadari bahwa sebagai pengikut Allah sudah semestinya merubah jalan hidup menjadi sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah. Kita seringk

Mendengar dan Memelihara

14 Oktober 2017, Sabtu Kalistus I, Gonzalo dari logos, Gundisalvus dari Lagos, Yohanes Ogilvie Yl. 3:12-21; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Luk. 11:27-28 BcO Zef 1:1-17,14-2:3 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28) Saat kita berada di dalam masalah, kita pergi ke gereja. Saat perayaan ekaristi, kita mendapatkan pesan dari Pastor untuk belajar mencintai sesama dengan lebih dalam lagi. Lalu, kita pulang ke rumah, bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Di sana kita menjalankan apa yang sudah disampaikan oleh pastor di gereja. Kita pergi ke kantor. Di sana kita bertemu begitu banyak orang dengan beraneka ragam. Di sana kita mencoba mengingat apa yang sudah di sampaikan oleh pastor bahwa harus mencintai sesama lebih dalam lagi. Tetapi ketika ada seorang rekan kerja yang membuat pekerjaan kita menjadi terbengkalai, kita memarahi dia. Kita memaki orang tersebut tanpa henti. Seakan-akan dia itu akan tidak bis

Allah selalu Memberi yang Terbaik

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Luk. 11:11-13) Renungan: Ketika memiliki keinginan, seperti misalnya pergi ke luar negeri. Kita terkadang berdoa dan meminta kepada Tuhan agar rencana kita pun dapat terwujud. Berdoa secara terus menerus, siang dan malam, pagi dan malam, berdoa dan berdoa. Tetapi hingga batas waktu yang kita miliki ternyata rencana itu tidak terwujud. Yang justru mengherankannya kita malah mendapatkan musibah. Mengapa ya demikian? Jika kita kembali membaca dan meresapi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus hari ini, mungkin kita akan berasumsi lain. Hari ini Tuhan Yesus menyatakan kebaikan Allah kepada manusia sangatlah besar. Allah ti

Antara Kasih dan Amarah

Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yun. 4:10-11) Renungan: Di dalam kisah sebelumnya diceritakan bahwa Yunus diutus Allah untuk pergi ke Niniwe. Di sana Yunus bertemu dan mewartakan pesan yang disampaikan oleh Allah kepadanya. Pesan itu ialah agar orang Niniwe bertobat sebelum Allah akan menunggangbalikkan Niniwe. Mendengar pesan yang disampaikan oleh Yunus, maka warga Niniwe pun bertobat dan berpuasa. Mereka kembali kepada Allah. Namun, pertobatan dan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Niniwe ini tidak disukai oleh Yunus. Maka, di dalam kisah selanjutnya diceritakan bahwa

BELAJAR MENDENGARKAN BERSAMA MARTA

Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk 10:41-42) RENUNGAN: Hari ini kita diajak oleh kitab suci membahas dua orang tokoh. Tokoh pertama ialah Yunus dan tokoh kedua adalah Marta. Yunus pada hari ini harus mewartakan kepada orang-orang di Niniwe bahwa Allah akan menunggangbalikkan kota tersebut. Tidak sulit bagi Yunus untuk membuat orang-orang Niniwe bertobat karena orang-orang Niniwe adalah orang-oraang yang taat kepada Allah. Mereka yakni orang-orang Niniwe setelah mendengar pernyataan tersebut langsung bertobat dan berpuasa. Tidak hanya pada penduduk setempat namun ternak-ternak yang dimilikinya pun diajak untuk berpuasa. Melalui Injil Lukas, kita diajak untuk membahas mengenai dua orang yakni Marta dan Maria. Dalam Injil mereka diceritakan bahwa mereka menerima ke

Mengenal Sesama melalui kisah Orang Samaria yang Baik Hati

Gambar: https://sangsabda.wordpress.com Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27) Renungan: Sesama, apa pengertian sesama itu? Ada orang yang mengerti kata sesama itu ialah sesama yang beragama sama. Ada pula yang memahami bahwa sesama itu adalah sesama yang berasal dari suku atau bangsa yang sama. Sesama juga ada yang mengerti bahwa mereka memiliki Tuhan atau kepercayaan yang sama. Di dalam bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk memahami arti kata “sesama” melalui perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati. Orang Samaria adalah etnis yang dipandang bertentangan dengan orang Yahudi. Mereka bukan keturunan Yahudi murni. Mereka adalah hasil keturunan dari perkawinan antara bangsa Yahudi dan non-Yahudi. Mereka juga kerap memandang negatif bangsa Yahudi. Namun, di dalam bacaan hari ini Yesus men

Agar tidak Bebal dalam Iman

Gambar: https://catatanseorangofs.wordpress.com “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." (Luk 10:16) Renungan: Bebal dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah mereka yang sukar sekali mengerti dan tidak cepat menanggapi sesuatu hal. Jika ada orang yang bebal, maka ia adalah orang yang sukar sekali mengerti dan menanggapi sesuatu hal dengan cepat. Tuhan Yesus hari ini menggunakan kata bebal dan mengutuk beberapa kota, di antaranya ialah Korazim, Betsaida dan Kapernaum. Mengapa demikian? Karena kedua kota ini bagi Tuhan Yesus ialah kota yang bebal. Bebal dalam menanggapi kehadiran Allah. Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah mereka namun mereka juga tidak mengerti kehadiran Allah. Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang namun mereka juga tidak merasakan kehadiran Allah. Maka, sudah layak dan sepantasnyalah kita sebagai pengikut-Nya dapat melaksanakan ap