Beato Arnold Janssen, Imam 
Arnold Janssen adalah seorang imam berkebangsaan Jerman, 
pendiri dan  pemimpin umum serikat Sabda Allah. Ia lahir di Goch, Jerman
 pada tahun  1837 dan meninggal dunia pada tahun 1909 di Steijl, 
Belanda. 
Ia pernah menjadi guru di Bocholt. Pada tahun 1867 ia menjabat sebagai Direktur Kerasulan Doa untuk Jerman dan Austria. Perhatiannya sangat besar pada usaha penyatuan kembali umat Kristen. Untuk maksud itu, ia mengusahakan Perayaan Misa harian di makam Santo Bonifasius di Fulda. Agar supaya ia punya lebih banyak waktu untuk kegiatan - kegiatannya, ia diangkat menjadi rektor suster - suster Ursulin di Kempen. Disana ia menerbitkan majalan "Utusan Hati Kudus". Atas himbauan uskup Mrg. Raimondi, pada tahun 1875 ia membuka "Rumah misi"-nya di Steijl, dekat Venlo, sebab memulai karya baru di Jerman telah menjadi mustahil karena "perang kebudayaan", yang telah berlangsung disana. DAri rumah misi ini lahirlah Serikat Sabda Allah, dengan karya - karya misi diseluruh dunia: Amerika Utara ditengah - tengah orang Negro; Amerika Latin: ARgentina, Brasil dan Chile; Asia: Cina, Jepang, Filipina, India dan Indonesia; Papua Nugini; Afrika: Akkra dan Zaire.
Ia pernah menjadi guru di Bocholt. Pada tahun 1867 ia menjabat sebagai Direktur Kerasulan Doa untuk Jerman dan Austria. Perhatiannya sangat besar pada usaha penyatuan kembali umat Kristen. Untuk maksud itu, ia mengusahakan Perayaan Misa harian di makam Santo Bonifasius di Fulda. Agar supaya ia punya lebih banyak waktu untuk kegiatan - kegiatannya, ia diangkat menjadi rektor suster - suster Ursulin di Kempen. Disana ia menerbitkan majalan "Utusan Hati Kudus". Atas himbauan uskup Mrg. Raimondi, pada tahun 1875 ia membuka "Rumah misi"-nya di Steijl, dekat Venlo, sebab memulai karya baru di Jerman telah menjadi mustahil karena "perang kebudayaan", yang telah berlangsung disana. DAri rumah misi ini lahirlah Serikat Sabda Allah, dengan karya - karya misi diseluruh dunia: Amerika Utara ditengah - tengah orang Negro; Amerika Latin: ARgentina, Brasil dan Chile; Asia: Cina, Jepang, Filipina, India dan Indonesia; Papua Nugini; Afrika: Akkra dan Zaire.
Ia mencari dana untuk karya ini, dengan 
mendirikan sebuah percetakan, yang ditanah suci dijadikan percetakan 
KePausan. 
Maksud kedua dari percetakan ini adalah 
menyebarkan bacaan bermutu  dan menanamkan pengetahuan tentang karya 
misi ini, serta menanam cinta  kasih untuk karya ini. Dengan gigih ia 
juga memajukan ilmu pengetahuan  dengan mendirikan Institut Anthropos 
dan Institut Kartografis Santo  Gabriel di Moedlling , dekat Wina. 
Banyak retret tertutup diusahakannya, baik untuk
 para imam maupun  untuk kaum awam. Ia juga giat mempropagandakan devosi
 kepada Roh Kudus  dan Tritunggal Mahakudus. Ia masih mendirikan dua 
kongregasi suster  yaitu: Kongregasi Suster Abdi Roh Kudus dan 
Kongregasi Suster Sembah  Sujud Abdi Roh Kudus. Kongregasi suster yang 
pertama pergi ke daerah -  daerah misi, sedangkan yang kedua 
menyelenggarakan sembah sujud abadi  untuk memohonkan berkat Tuhan atas 
karya misi itu. 
Pada tahun 1935 proses informatif untuk pernyataan dirinya sebagai Beato diadakan, sedangkan proses Apostolik dibuka pada tahun 1943.
Santo Maurus dan Plasidus dkk, Martir
Pada tahun 1935 proses informatif untuk pernyataan dirinya sebagai Beato diadakan, sedangkan proses Apostolik dibuka pada tahun 1943.
Santo Maurus dan Plasidus dkk, Martir
Santo Benediktus sungguh harum namanya di seluruh Italia. Ia  
tinggal di Subiako. Banyak keluarga terkemuka di Italia menyerahkan  
anak - anaknya untuk dididik oleh Santo Benediktus. 
Seorang prajurit Romawi membawa anaknya yang bernama Maurus kepada Benediktus.Maurus menjadi seorang murid Benediktus yang terkenal. Pada masa dewasanya, Maurus dikirim oleh Benediktus ke Prancis untuk mewartakan Injil dan membangun sebuah biara disana. Maurus meninggal dunia pada tahun 565 dalam tugasnya sebagai pemimpin biara di Glanfeuil dan sebagai pewarta Injil.
Selain Maurus, ada juga Plasidus yang juga dibawa oleh ayahnya untuk dididik oleh Benediktus. Sekali peristiwa ketika sedang mengambil air, Plasidus jatuh dan tenggelam dalam danau. Benediktus menyuruh Maurus untuk menyelamatkan Plasidus. Maurus heran, ketika menyelamatkan Plasidus, ia berjalan seperti biasa di atas air danau itu.
Seorang prajurit Romawi membawa anaknya yang bernama Maurus kepada Benediktus.Maurus menjadi seorang murid Benediktus yang terkenal. Pada masa dewasanya, Maurus dikirim oleh Benediktus ke Prancis untuk mewartakan Injil dan membangun sebuah biara disana. Maurus meninggal dunia pada tahun 565 dalam tugasnya sebagai pemimpin biara di Glanfeuil dan sebagai pewarta Injil.
Selain Maurus, ada juga Plasidus yang juga dibawa oleh ayahnya untuk dididik oleh Benediktus. Sekali peristiwa ketika sedang mengambil air, Plasidus jatuh dan tenggelam dalam danau. Benediktus menyuruh Maurus untuk menyelamatkan Plasidus. Maurus heran, ketika menyelamatkan Plasidus, ia berjalan seperti biasa di atas air danau itu.
Plasidus bersama beberapa temannya dikirim ke 
Sisilia untuk  membangun sebuah biara disana. Tetapi mereka dibunuh oleh
 segerombolan  penjahat pada tahun 539. 
Santo Paulus, Pertapa
Santo Paulus, Pertapa
Paulus berasal dari Mesir. Semenjak berumur 15tahun,ia menjadi
 anak  piatu. Meskipun demikian, ia memperoleh pendidikan agama yang 
baik dan  benar. Ketika terjadi penganiayaan terhadap umat Kristen pada 
tahun  250, ia menyembunyikan diri di rumah seorang kawannya. Tetapi ia 
pun  akhirnya ditangkap dan dihadapkan kedepan pengadilan karena laporan
  dari seorang kawannya. Ia berhasil melarikan diri ke padang gurun.  
Disana ia terus menerus berdoa agar penganiayaan itu segera berakhir,  
dan dia boleh pulang kekampung halamannya. Namun kiranya Tuhan  
mempunyai rencana lain atas dirinya. Hidup dalam kesunyian padang gurun 
 dalam doa dan tapa membuatnya semakin dekat dan mesra bersatu dengan  
Tuhan. Ia lalu memutuskan menetap di padang gurun. 
Setelah berkelana kesana kemari, ia akhirnya 
menemukan sebuah  sumber air. Ditempat inilah ia mulai berdoa dan 
bertapa. Atas suruhan  Allah, Santo Antonius menemuinya. Keduanya 
bersama - sama memulai hidup  baru dalam persatuan erat dengan Allah. 
Saat ajalnya yang sudah dekat  diberitahukannya kepada Antonius dengan 
pasti. Ia meminta Antonius  untuk membungkus tubuhnya dengan pakaian 
yang dipakai Antonius.Ketika  meninggal dunia, ia genap berumur 113 
tahun. 
Santo Makarius, pertapa
Santo Makarius, pertapa
Makarius meninggalkan kampung halaman dan kedainya lalu pergi 
 kesuatu tempat pertapaan. Maksudnya adalah untuk lebih memusatkan  
perhatiannya pada doa, guna memperoleh kekuatan rahmat Allah agar tidak 
 terus menerus jatuh kedalam dosa. Ia sering berdoa dan berjaga  
sepanjang malam. 
Sekali peristiwa ia memikul sekeranjang pasir dibawah terik matahari. Kawan - kawannya heran melihat tingkah lakunya yang aneh ini. Kepada mereka ia berkata: "Tubuhku terlalu banyak menggoda aku. Ada baiknya juga kalau sekali - kali tubuhku di beri beban berat sehingga tidak tergoda untuk pergi melancong ke kota."
Sekali peristiwa ia memikul sekeranjang pasir dibawah terik matahari. Kawan - kawannya heran melihat tingkah lakunya yang aneh ini. Kepada mereka ia berkata: "Tubuhku terlalu banyak menggoda aku. Ada baiknya juga kalau sekali - kali tubuhku di beri beban berat sehingga tidak tergoda untuk pergi melancong ke kota."
Usahanya untuk tidak menyentuh barang - barang 
yang dapat  mengenakkan tubuhnya sungguh luar biasa. Suatu ketika ia 
dikirimi buah  - buah anggur yang masih segar. Ia menolak kiriman itu, 
menyentuhnya  pun ia tidak mau. Ia menyuruh pembawa anggur mengirimkan 
anggur itu  kepada rekannya yang lain. Rekan - rekannya pun bersikap 
seperti dia.  Karena tidak seorangpun yang mau menerima kiriman itu, 
maka si pembawa  anggur membawa kembali anggur - anggur itu kapada 
Makarius. Makarius  menjadi heran dan ia pun bersyukur kepada Allah, 
karena atas rahmat-Nya  rekan - rekannya bertahan dalam pantang yang 
berat. 
Kondisi tubuhnya menunjukkan betapa berat dan sungguh - sungguh ia menjalankan tapa. Pada umurnya yang sudah tua itu, ia mencoba berdoa tanpa henti selama lima hari. Tetapi pada hari ketiga pondoknya terbakar. Makarius lari meninggalkan pondoknya dan tidak bisa melanjutkan doanya. Tentang peristiwa itu, ia berkata : "Itu adalah kehendak Allah, agar aku tidak sombong." Pada hari - hari terakhir hidupnya, Makarius diusir dari tempat pertapaannya oleh orang - orang Arian yang memusuhi Gereja. Ia meninggal dengan tenang pada tahun 394.
sumber: imankatolik.or.id
Kondisi tubuhnya menunjukkan betapa berat dan sungguh - sungguh ia menjalankan tapa. Pada umurnya yang sudah tua itu, ia mencoba berdoa tanpa henti selama lima hari. Tetapi pada hari ketiga pondoknya terbakar. Makarius lari meninggalkan pondoknya dan tidak bisa melanjutkan doanya. Tentang peristiwa itu, ia berkata : "Itu adalah kehendak Allah, agar aku tidak sombong." Pada hari - hari terakhir hidupnya, Makarius diusir dari tempat pertapaannya oleh orang - orang Arian yang memusuhi Gereja. Ia meninggal dengan tenang pada tahun 394.
sumber: imankatolik.or.id
Komentar
Posting Komentar